Setiap orang pasti memiliki impian. Ada yang berusaha sekuat tenaga
untuk mewujudkan impian mereka. Walau hambatan dan rintangan menghadang, mereka
tidak mempedulikan itu semua demi meraih impian tersebut.
Namun, adapula yang justru kemudian menyerah kalah. Mereka
mengubur dan menutup rapat impian disaat terbentur kondisi dan
situasi yang tidak berpihak. Mereka kalah dan menyerah untuk
menerima nasib yang mempermainkan.
Impian memang perlu konsisten untuk diwujudkan. Sebesar apapun hambatan dan rintangan menghadang, wajib kita lawan sekuat daya dan upaya untuk mewujudkannya. Salah satu inisiatif saya untuk memendarkan impian siswa-siswi VII C agar mereka selalu termotivasi mewujudkannya adalah membuat pohon impian di kelas.
Gambar
di atas adalah pohon impian kelas VII C, yang saya buat sebagai program
kerja saya sebagai wali kelas VII C. Pohon impian di sini dilakukan dengan cara anak-anak diminta
untuk menuliskan impiannya pada sebuah kertas yang berbentuk buah –kita
sebut’buah impian’.
Siswa
menulis bermacam-macam impian mereka masing-masing dan berikut impian mereka
tersebut:
- Abdul Khotib: “cita-cita menjadi guru”
- Agus Candra Wijaya: “cita-cita saya ingin menjadi orang yg pintar, membanggakan kedua orang tua yg sudah merawat saya dari kecil sampai sebesar ini. Jadi cita-cita saya adalah menjadi orang yg sukses/ pengusaha yg sukses”
- Ahmad Fais Fairushayun: “memperbaiki elektronik”
- Aisyah Yuli Anggraeni: “guru”
- Ana Bela: “menjadi guru”
- Badiun Ni’am: “polisi”
- Bahrur Rochim: “menjadi bingkil motor yang sukses”
- Cindi Cantika Triana: “impianku tidak banyak hanya ingin masuk surga dan ingin membanggakan kedua orang tua, ingin memberangkatkan orang tua haji dan ingin menjadi lebih baik lagi”
- Dimas Dani Al-Fairus: “cita-cita saya menjadi orang yang sukses”
- Fatiq Thoyyib Ardani: “cita-cita menjadi guru”
- Ikfina Ilma Salwa: “guru”
- Imroatul Hasanah: “guru, semoga tercapai cita-citaku”
- Intan Utami: “menjadi doktor/dokter, aku ingin menjadi orang yang sukses dan aku ingin menjadi orang yang dihormati aamiin, semoga aku menjadi orang yang lebih baik dari hari ini aamiin”
- Jefri Wahyudi: “masuk surga”
- Jisavira Dela Ananta: “saya ingin menjadi dokter”
- Khoirul Umam: “pengusaha yang sukses”
- Lilis Suryani: “guru”
- Mashuri: “cita-cita menjadi ustad/ kyai”
- Miftahul Rizki: “sepak bola”
- Mohammad Rizki: “pengusaha yang sukses”
- Muhammad Nur Afandi: “ingin menjadi polisi”
- Nadila Rahmawati: “guru”
- Nuorma Issrinasyifa: “polwan”
- Nur Fahmi: “astronot”
- Nurul Sholeha: “pramugari”
- Rani Arlinda: “guru”
- Rindi Antika: “guru”
- Rivaldo Dwi Saputra: “ingin bertemu Nabi Muhammad”
- Serli Zahrotus Sakinah: “cita-cita saya ingin menjadi guru”
- Shinta Dhuhrotul Himayah: “guru”
- Sintia Imroa Sholihah: “saya ingin jadi guru”
- Siti Al Mukarromah: “guru”
- Tasiyati: “guru vokal”
- Taufiqurrohman: “menjadi guru”
- Vera Indah Kusumasari: “dokter”
- Wahyudi Firmansyah: “cita-cita ingin menjadi hakim”
- Arlin Sukma Padisia: “pramugari”
- Inan Nabila: “guru/dokter”
- Firda Fitrianingsih: “polwan, membanggakan orang tua dan ingin menaikkan haji orang tua ke tanah suci”
Setelah anak selesai menuliskan impiannya, saya telah menyiapkan ilustrasi pohon yang saya gambar di kertas manila putih dan saya warnai dengan cat air untuk digunakan sebagai tempat menggantungkan impian para siswa. Pohon tersebut kemudian ditempel di dinding kelas, dengan harapan setiap ada orang yang membaca impian-impian siswa tersebut, mereka mengamininya dan mendoakan kepada Allah agar impian para siswa dikabulkan.
Hasbunallah wani’mal wakil
(Cukuplah Allah yang memenuhi
harapan dan sebaik-baik pertolongan)
Impian
manusia adalah sebuah doa kepada Allah. Impian adalah suatu keharusan bagi
insan yang mengiginkan kehidupan yang lebih baik. Mimpi bukanlah sekedar angan-angan
tanpa aksi, tapi harus kita lakukan. Menjadikan impian kita sebagai motivasi,
dan membuat kita untuk bergerak menyusun langkah-langkah untuk mewujudkan impian
yang telah direncanakan.
“Mimpi terus sampai Tuhan memelu mimpi kita”
[Coboy Junior - Pelangi dan Mimpi song]
Selasa, 04-10-2016
Wenny Pangestuti
5 comments :
aku inget dulu juga pengen jadi guru
tapi makin gede makin gakpunya cita2 LOL
@ninda yang cita2 jadi guru banyak ya.. Ada 2 kemungkinan. Pertama, benar2 pengen jadi guru. Cita2 yang mulia. Kedua, gak tahu dan gak punya gambaran macam2 profesi yang ada di dunia ini. Kalo kemungkinan yang kedua, kasihan dan perlu pengarahan...
Wah seru banget... kalau di pigura kaca dan disimpan bisa jadi time capsule tuh... bbrp puluh tahun ke depan dilihat lg siapa yang cita-citanya tercapai :)
dulunya pengen jadi guru karena orang tua guru sih wen hahaha
kata mamiku kok nggak ada peningkatan sik? jadi dosen gitu kek...
eh pas gede gatau mau jadi apa *heleh
selalu senang kalau menemukan pohon impian anak2...
Post a Comment