Berawal dari tugas kesenian yang kuperoleh saat kelas XI
SMA. Saat itu pak Totok, guru kesenianku menugaskan kami memotret obyek dengan
dua jenis, obyek bergerak dan tak
bergerak. Kurang lebihnya begitu. Aku
agak lupa. Kejadiannya sekitar 9 tahun silam. Saat itu keberadaan HP yang
dilengkapi kamera tidaklah semarak dan secanggih seperti saat ini. Bahkan
teman-teman yang punya HP masihlah terbatas si itu itu saja. Aku adalah
kelompok yang tidak punya HP saat itu. Aku dan teman-teman lebih banyak memanfaatkan
kamera sesungguhnya, kamera digital.
Obyek bergerak yang kupilih adalah tukang becak.
Sedangkan obyek tidak bergerak adalah bunga. Selain mengumpulkan hasil cetakan
fotonya, kami para siswa diminta memberikan deskripsi mengenai tempat
pengambilan foto, kapan diambilnya, dan mengapa mengambil obyek tersebut.
Karena dasarnya aku sudah menyukai menulis, tentu tugas seperti ini menarik dan
kujalankan dengan antusias. Aku memang punya pertimbangan
mengambil dua obyek tadi.
Namun, akan kujelaskan salah
satunya saja. Kenapa tukang becak? Sebenarnya ini berawal dari perenunganku
sehari-hari pulang sekolah melihat jejeran tukang becak yang parkir menunggu
hadirnya penumpang. Ada beragam yang dilakukan mereka ketika tak ada penumpang.
Ada yang leyeh-leyeh hingga ketiduran di becaknya; ada yang saling ngobrol; ada
yang main kartu. Sering aku berpikir bahwa apa yang mereka lakukan nampaknya
kok tidak produktif ya. Tapi, aku sadari walau bagaimanapun juga keberadaan
tukang becak cukuplah berarti bagi orang lain, seperti membantu para ibu
membawa banyak barang belanjaan dari pasar hingga sampai ke rumahnya; atau kendaraan yang sangat membantu saat musim hujan tiba.
Saat aku menguraikan semua deskripsiku tentang alasan
mengambil obyek tukang becak dan tulisan itu dibaca oleh seorang temanku, aku
baru sadar bahwa bapak temanku tersebut bekerja sebagai tukang becak. Entah apa
yang dipikirkan dan dirasakan oleh temanku tatkala ia membacanya. Tapi kulihat
semburat wajahnya menyikapi dengan penuh penghargaan terhadapku. Sempat ada rasa tak enak dariku kepadanya. Tapi aku tak bermaksud menyinggungmu, Kawan.
Dari adanya tugas tersebut, aku menjadi tertarik dengan
dunia photograpy. Aku berpikir bahwa keberadaan foto sebagai sebuah ilustrasi dari sebuah tulisan
itu cukup penting agar menjadi nilai tambah dari nyawa sebuah tulisan. Itulah
mengapa, ketika aku bersinggungan dengan dunia blogging, aku selalu menyertakan
gambar di setiap postingan-nya. Ya memang
awal-awal blogging tulisan yang ku-posting copy-paste tulisan orang lain. Pun dengan gambarnya,
asal comot melalui mbah Google. Saat itu blogku adalah Wei Ni’s Education Literature Land dengan alamat
klikwell.blogspot.com. Tapi, sekarang udah kuhapus. Kuganti dengan yang
sekarang ini. Berusaha original, pure
tulisan dari aku sendiri, walaupun dari gambar belum. Masih suka menggunakan
random acak dari pencarian di
Google.
Ngomong-ngomong soal mengambil gambar dari Google, untuk melindungi hak cipta, kita dianjurkan
menyertakan alamat sumbernya. Dan selama ini jujur aku tidak melakukannya.
Benar juga, menyertakan alamatnya itu perlu, sebagai sebuah apresiasi, menghargai
karya orang lain.
Tetapi sesekali aku juga menyertakan gambar menggunakan
hasil jepretanku pribadi. Ada yang dari kamera digital yang kupinjam dari
teman. Ada juga yang dari kamera ponsel. Aku sempat berganti-ganti HP. Ada
yang berkamera dan ada yang tidak. Yang berkamera, ada yang hasil gambarnya
bagus dan ada yang kurang bagus. HP terakhir yang kupakai saat ini tidak
berkamera. Sementara, aku meminjam HP
bapak untuk sekedar memotret. Karena di rumah hanya HP bapak-lah yang dilengkapi dengan kamera. Alhamdulillah kualitas
gambarnya lumanyan bagus. Ya walaupun tidak secanggih Zenfone 2 Laser
ZE550KL tentunya.
Dari sekian obyek yang sering ku jepret-jepret, aku
paling suka mengambil obyek secangkir kopi. Ya. Kopi. Di rumah setiap pagi aku,
bapak dan ibu biasa minum kopi bersama sebelum beraktivitas, sambil makan kue,
sambil ngobrol-ngobrol, atau sambil nonton TV. Itu kebiasaan di rumah kami. Sesekali
aku memotret sebelum menyeruputnya. Aku tertarik dengan kopi yang disajikan
dalam cangkir lengkap dengan lepek-nya. Kesannya elegan bagiku. Ini beberapa hasil jepretanku:
Menurutku, kopi itu minuman yang berarti. Salah satunya, perekat hubungan kekeluargaan dengan tradisi minum kopi bersama di pagi hari. Di sisi lain, kopi menjadi teman menyenangkan untuk sekedar duduk menyendiri, menggali inspirasi untuk digoreskan pada secarik kertas. Menariknya lagi, kopi punya sejarah berarti di dalam kebudayaan Islam. Salah satunya, aku kutip dari teman bloggerku, mas Mamet bin Shadiq pemilik Sarang Opet, bahwa:
Seorang ulama kenamaan asal Yaman: Al-Habib Abu Bakr bin
Abdulloh al-Idrus rahimahullah ta'ala mengungkapkan pujiannya pada sensasi
ngopi-ngopi dengan untaian syair yang salah satunya berbunyi:
“Adapun kopi, wahai orang-orang yang
asyik dalam cinta sejati dengan-Nya, membantuku mengusir kantuk
Dengan pertolongan Allah, kopi menggiatkanku taat beribadah kepada-Nya di kala orang-orang sedang terlelap.
Qahwah (kopi), huruf qaf-nya bermakna quut (sayur hijau yang menyenangkan), ha-nya adalah hudaa (petunjuk), wawu-nya adalah wud (cinta), dan ha-nya adalah hiyam (pengusir kantuk).
Janganlah kau mencelaku karena aku minum kopi, sebab kopi adalah minuman para junjungan yang mulia"
Dengan pertolongan Allah, kopi menggiatkanku taat beribadah kepada-Nya di kala orang-orang sedang terlelap.
Qahwah (kopi), huruf qaf-nya bermakna quut (sayur hijau yang menyenangkan), ha-nya adalah hudaa (petunjuk), wawu-nya adalah wud (cinta), dan ha-nya adalah hiyam (pengusir kantuk).
Janganlah kau mencelaku karena aku minum kopi, sebab kopi adalah minuman para junjungan yang mulia"
Selain kopi, karena aku suka dengan buku, baik itu buku
untuk membaca maupun buku untuk menulis, obyek yang suka ku jepret-jepret
adalah buku. Ini adalah koleksi buku bacaanku.
Sedangkan yang ini adalah koleksi buku diary atau
notes-ku.
Jarang sekali aku menggunakan kamera HP untuk selfie.
Bisa dikatakan aku kurang PeDe memfoto diriku sendiri atau difoto orang lain.
Biasanya aku yang lebih suka memfoto orang lain. Lebih suka memfoto mereka
dalam keadaan gak sadar kamera. Jadi lebih natural begitu. Berikut beberapa
hasil keisenganku memfoto orang-orang dalam keadaan tak sadar kamera.
Gak jarang aku juga memfoto pemandangan alam yang amat
berkesan dalam kedipan mataku saat itu.
Se-gak bisa-bisanya memfoto karena
gak ada kamera yang bisa dipakai saat itu
juga, aku hanya bisa menikmati
indahnya pemandangan, atau obyek yang menarik lainnya hanya dalam diam, dengan
jepretan alami, ciptaan Allah, yaitu lensa mataku. Se-gak
punya-punya-nya kita alat untuk
memfoto saat ini, gak lantas membuat kita kalang kabut juga atau patah hati
banget. Setidaknya kita tidak melupakan satu hal. Apa itu? Rasa syukur. Ya,
bersyukur atas anugerah yang diberikan Sang Pencipta
tatkala kita melihat kemegahan karya cipta-Nya di dunia masih
dengan mata yang sehat. Juga tak menghalangi kita untuk tetap berkreativitas walaupun dalam keadaan terbatas.
Harapanku, ketika ada rejeki untuk memiliki HP yang
berteknologi kamera canggih sekelas Zenfone 2 Laser ZE550KL, aku lebih
ingin memberdayakannya untuk mendukung passion-ku di bidang menulis.
Tentu menulis dengan dukungan gambar hasil jepreten sendiri akan jauh
lebih memuaskan, membanggakan, dan menenangkan. Gak lagi asal comot karya orang lain walaupun itu
sah-sah saja kalau meminta ijin dan ada ijin. Memanfaatkan kamera HP lebih dari sekedar selfie, tapi mendukung
kreativitas dan menghasilkan karya
yang bermanfaat untuk banyak orang, this is my hope.
Tulisan ini diikutsertakan dalam :
Giveaway Aku dan Kamera Ponsel by uniekkaswarganti.com
~Wenny Pangestuti~
9 comments :
semoga menang ya wennn
hmm ikut nggak ya akuuu
@Ninda : Aamiin. Ayo ikutan :)
Wah mbak wenny pecinta kopi ternyata :D hehe salam kenal mbak. Moga menang GA nya. Salam Blogger :D
@Kgenzaru Khuluq: Salam Blogger juga.
aku juga suka kopi tapi belum pernah jepret kopi soalnya aku nggak punya cangkir. Btw moga menang kak
Tulisannya asyik, fotonya juga keren. Kamera ponsel ASUS Zenfone gitu lohhhh... Semoga menang ya Mbak, salam kenal dari Pontianak Kota Bersinar...
@Naura kida & @Pontianak Kota Bersinar : Aamiin.. Terima kasih :)
Cangkir sama notes-nya instagramable xDD
Di rumah aku hanya punya dua cangkir yang bagus buat jadi properti foto, tapi ya bosen kalau itu lagi-itu lagi yang diambil gambarnya. Mana aku bukan coffee atau tea shipper, jadilah hanya foto cangkirnya doang XDD
Salam kenal ya, Wenny yang lahir di bulan Juni. Semoga kita berdua bisa menang lomba ini. Amin xD
Wuih koleksi notesnya banyak dan cantik2 ;) Okesip, semoga dg memiliki ponsel dengan kualitas kamera yg mumpuni, makin banyak karya yg bisa lakukan dan bermanfaat utk orang banyak.
Thks ya sudah ikutan GA #KameraPonsel, good luck.
Post a Comment