Judul
buku :
Kalau Udah Cocok, Lanjutin Aja !
[Kriteria Cowok Shalih yang
Layak Jadi Imammu]
Penulis : Iqro’ al-Firdaus
Penerbit : DIVA Press,
Jogjakarta
Tahun
Terbit :
September 2014, Cetakan ke-1
Tebal : 208 hlm.
Harga : Rp44.000,-
Setiap cewek pasti mendambakan cowok shalih sebagai
pendamping atau imamnya kelak. Pun, setiap cewek juga
pengen punya pernikahan yang sempurna, langgeng, dan membahagiakan. Sudah
barang tentu, perlu kesiapan diri dengan baik. Salah satunya memilih cowok yang tepat sebagai pasangan hidup.
Karena pernikahan itu serius, memilih pasangan juga perlu
serius. Jangan asal nikah karena udah kebelet atau karena desakan dari orang
tua maupun lingkungan. Untuk tahu apakah dia pasangan yang tepat, ya, kita
perlu kenal karakteristik kepribadian calon imam kita.
Girls, kalau kita
tergesa-gesa, dan ternyata pilihan kita nggak tepat, apakah kita lantas akan
menggugat cerai? Kalaupun perceraian terjadi, seorang cewek akan menyandang
status janda yang bawaannya lebih “menggalaukan” daripada duda.
Fatimah binti Qais bercerita, “Aku menemui Rasulullah
Saw. dan bertanya, ‘(Bahwa)
sesungguhnya Abu Jahm dan Mu’awiyah meminangku, bagaimana pendapatmu?‘ Rasulullah Saw. Menjawab, ‘Mu’awiyah adalah orang yang
miskin yang tidak punya harta sama sekali. Adapun Abu Jahm adalah orang yang
selalu sibuk bepergian.” (HR. Muslim)
Melalui hadits tersebut, Rasulullah Saw. Mengajarkan
kepada kita tentang pentingnya selektif dalam memilih pasangan. Beliau
sebenarnya nggak melarang Fatimah menikah dengan salah satu pria yang
melamarnya.
Hanya saja, Rasulullah Saw. Hendak memberi tahu tentang kondisi mereka berdua agar Fatimah dapat
mempertimbangkan dan nggak terburu-buru dalam menentukan pilihan.
Pelajaran penting dari hadits tersebut yang dapat diambil
adalah (sebagai cewek) kita sebaiknya memikirkan secara matang cowok yang akan
kita nikahi biar kita mendapatkan pasangan yang ideal, cocok, dan sesuai dengan
kondisi kita. Sehingga saat menikah kelak, nggak menimbulkan kecewa. Selain
itu, kita juga perlu punya pertimbangan yang matang, apakah kita akan mengambil
keputusan untuk menikahinya atau tidak.
Nah,
secara
garis besar, buku ini sebenarnya berisi pertimbangan-pertimbangan. Ya,
pertimbangan dalam memilih hubungan (relationship)
yang tepat dan pasangan yang tepat.
Tentu, uraian (pesan) dalam buku ini bukanlah kebenaran
mutlak. Penulis buku hanya ingin berbagi pengetahuan berdasarkan sumber Islam
dan referensi ijtihad para ulama’ yang dia kemas dengan pemahaman yang lebih
mudah dicerna.
Buku ini terbagi menjadi tiga bab. Bab 1 lebih
menjelaskan alasan perlunya memikirkan dan mempertimbangkan secara matang cowok
yang akan kita nikahi. Ya kurang lebihnya seperti penjelasan pada
paragraf-paragraf sebelumnya. Sedangkan Bab 2 lebih menjelaskan mengenai kriteria cowok shalih yang layak menjadi imam dalam
keluarga. Ada sekitar 19 kriteria yang dipaparkan oleh penulis buku, mulai
dari #CowokAgamis hingga #PasanganKlopDanMatching. Ada kutipan menarik dari
penulis, yakni
“Tahu
nggak kalau cowok shalih itu ternyata belum tentu bisa jadi suami shalih?”
Lho, maksudnya apa? Penasaran, kan?
Bab terakhir lebih menjelaskan pada cara menjemput jodoh
dengan hubungan yang benar. Di sini ada subbab dengan judul yang menarik, yaitu “Nyatain Cinta kepada Cowok Shalih? Kenapa
Nggak?!”
Nah, penasaran juga, kan?
Kelebihan buku ini adalah pemaparan isi yang dikemas
dengan bahasa yang ringan dan mudah dicerna. Kita sebagai pembaca, seolah lebih
diajak ke arah ngobrol sama penulis, daripada sekedar membaca. Setelah membeli buku ini, tanpa cas cis cus, langsung saya buka bungkusnya, dan ternyata tampilan
isinya di luar dugaan. Saya kira isinya akan berupa tulisan yang padat berisi
dan berwarna hitam putih saja. Ternyata, penataan tulisannya proporsional, agak
renggang, dan berwarna menarik, walaupun nggak colorful banget. Selain itu, isinya tidak full tulisan semua, tetapi juga diselingi ilustrasi gambar yang menghibur. Membacanya terasa mengalir
saja, nggak ada sesi mengernyitkan dahi alias ‘mumet-mumet mikir’. Nggak terasa
tahu-tahu saya sudah selesai aja membacanya pas
beberapa
jam setelah membelinya. Biasanya,
saya suka menunda-nunda menamatkan buku yang tergolong nonfiksi.
Tapi, kekurangan tetaplah ada. Namanya juga hasil karya manusia. Ada beberapa penyusunan kata yang
kurang tepat. Hanya saja, itu sedikit sekali. Selebihnya, buku ini cukup
memuaskan dan meninggalkan kesan bagi saya sendiri, “Nggak nyesel beli buku ini.”
Nah, buat yang belum baca, khususnya yang masih single
alias belum merid, saya
merekomendasikan buku ini jadi bacaan kalian.
InsyaAllah bisa menjadi suplemen tambahan buat
menyongsong pernikahan impian kita
masing-masing.
Selamat membaca!
~Wenny Pangestuti~
4 comments :
ehemmm wennyy udah nemu yang cocok kah? eh :p
Wah bukunya bagus tu, biar gk salah pilih ya mbak hehe
@Ninda : Belum, Nin hehehe
@Aprillia Ekasari : Betul 3x :)
semoga yang baca buku ini dengan tujuan mencari lelaki soleh segera dipertemukan dengan jodohnya, amiiin #alhamdulillahsayasudahpunyajodoh hihi
Post a Comment