Katakanlah, “Terangkanlah kepadaku tentang rezeki
yang diturunkan Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan
(sebagiannya) halal.” Katakanlah, “Apakah Allah telah memberikan izin kepadamu
(tentang ini) atau kamu mengada-adakan saja terhadap Allah?”
TQS.
Yunus [10]: 59
Apakah dugaan orang-orang yang mengadakan kebohongan
terhadap Allah pada hari kiamat? Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai
karunia (yang dilimpahkan) atas manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak
mensyukuri(nya).
TQS. Yunus [10]: 60
Dua ayat
al-Qur’an ini mengingatkan saya pada buku yang pernah saya baca, “Berpikir
BESAR, Bertindak BESAR, Berpikir POSITIF, Bertindak POSITIF Ala Yusuf Mansur.”
Dalam
membelanjakan suatu harta atau melakukan suatu aktivitas, mungkin tidak sedikit
dari kita yang kurang melibatkan Allah. Artinya, keputusan yang kita buat hanya
berdasarkan pertimbangan akal kita semata. Keterlibatan untuk meminta restu,
meminta izin, atau curhat kepada Allah jarang mungkin kita lakukan. Kita
mungkin mempunyai penilaian baik terhadap sesuatu, atau penilaian buruk.
Padahal belum tentu apa-apa yang kita nilai baik, baik pula menurut penilaian
Allah, dan apa-apa yang kita nilai buruk, buruk pula menurut penilaian-Nya.
Proses meminta ijin kepada Allah adalah wujud bergantungnya kita kepada Allah,
pengharapan kepada Allah akan pertolongan-Nya, pertolongan untuk menjaga,
meluruskan jalan kita agar senantiasa dalam koridor aturan-Nya. Bila kita alpa
melangkah pada kesesatan atau kekeliruan, atau bahkan nyaris, menjadi harapan kita akan
pertolongan Allah untuk mem-peka-kan qalbu kita menyadarinya, lalu segera
bertaubat, kembali ke jalan-nya dan mengevaluasi untuk tak mengulangi kesalahan
yang sama. Bila kita berada pada kebaikan, atau mendapat kebaikan, kita tak
mengabaikan, melupakan bahwa ini karena Allah sehingga tetap meninggalkan jejak
syukur dalam qalbu kita dan tidak terlampau terlena dalam kenikmatan tersebut,
tetap menjaga kualitas interaksi dengan Allah subhanallahu ta’ala.
Subhanallah.
Maha Suci Allah dengan segala firman-Nya, yang mengandung limpahan hikmah,
petunjuk dan penawar hati bagi umat manusia. Alhamdulillah.
~Wenny Pangestuti~
*Ditulis 29
September 2014
05.50 WIB
@kamar depan,
an-Nahdhah
No comments :
Post a Comment