Fajar, waktu bersemayamnya harapan
Harapan seakan masih ada
Menggairahkan
Tapi bila berjalannya waktu menuju siang
Hawa kemalasan, ketakutan dan patah semangat
berhembus
Membuat jiwa-jiwa merana tak berdaya
Meratap tak kuasa
Gairah menjadi musnah
Senja, waktu kembali bersemayamnya harapan
Harapan tetap seakan masih ada
Menepis menyerah menggapai asa
Malam pun menjadi keberlanjutan dari
kegelisahan
Ketakutan akan hari esok
Karena ulah hari ini
Malam pun menjadi siksaan
Berurai tangis tak berair mata
Meraung-raungkan suara rintihan
Meronta-ronta ketakutan
“Bersegeralah engkau sekalian untuk melakukan
amalan-amalan –yang bagus-bagus- sebelum datangnya bermacam-macam fitnah yang
diumpamakan sebagai potongan-potongan dari malam yang gelap gulita.
Berpagi-pagi seorang itu menjadi orang mukmin dan
bersore-sore menjadi orang kafir, ada lagi yang bersore-sore masih sebagai
orang mu’min, tetapi berpagi-pagi telah menjadi seorang kafir. Orang itu
menjual agamanya dengan harta dari keduniaan.”
HR.
Muslim
~Wenny Pangestuti~
No comments :
Post a Comment