May 28, 2016

Meneguk Inspirasi dari Master Of Study


Byung Moon School, sebuah sekolah menengah atas yang memiliki reputasi buruk sebagai ‘a toilet school’ terancam dibubarkan. Namun, seorang pengacara miskin, Kang Seok Ho berusaha menyelamatkan eksistensi sekolah tersebut dengan membentuk sebuah kelas spesial. Kelas tersebut berisi lima siswa yang ditargetkan lolos masuk Universitas Chung Ha, sebuah universitas terbaik di kota tersebut. Sikap permusuhan dari para guru, dan permasalahan pribadi kelima siswa kelas spesial menjadi tantangan tersendiri bagi Kang Seok Ho untuk mewujudkan misinya tersebut. Nah, berhasilkah kelima siswa tersebut menembus Universitas Chung Ha? Berhasilkah Kang Seok Ho membersihkan kembali nama baik Byung Moon School?

Master of Study merupakan serial drama Korea Selatan yang diproduksi pada tahun 2010. Drama sebanyak 16 episode ini mengangkat cerita yang bernuansa pendidikan. Sangat menarik untuk ditonton karena mengandung pesan-pesan menarik, baik dari sisi tips belajar, pembenahan mind-set guru dalam mengajar, pembenahan mind-set siswa dalam belajar, dan pembenahan mindset peran orang tua dalam mengarahkan siswa belajar dan memilih cita-cita hidupnya.

Secara pribadi, hal menarik yang saya sukai dari drama ini adalah perbedaan permasalahan pribadi kelima siswa kelas spesial. Drama ini, menurutku, tidak terlalu menonjolkan satu atau dua tokoh siswa saja dari kelas tersebut. Artinya, kelima siswa tersebut mendapat porsi sorotan yang sama mengenai permasalahan pribadi mereka masing-masing, yang secara tidak langsung permasalahan pribadi tersebut mempengaruhi kualitas dan hasil belajar mereka selama ini. Namun, pada akhirnya, setiap permasalahan mereka menemukan kunci penyelesaian masing-masing yang membantu mereka menemukan potensi dan cita-cita sejati mereka.

Siapa saja sih kelima siswa tersebut? Yuk, kita simak!

1.      Hwang Baek Hyun


Hwang Baek Hyun adalah seorang siswa yang sering bolos sekolah. Lantaran selain sekolah, ia bekerja paruh waktu untuk membantu membiayai hidup dirinya dan neneknya. Kendati demikian, nenek Baek Hyun menaruh harapan besar pada cucunya untuk sungguh-sungguh dalam belajar dan tidak terlalu fokus pada bekerja.

Sebenarnya Baek Hyun sendiri adalah sosok anak yang pintar. Namun, sikapnya yang apatis dalam pendidikan dan sangat temperamen, membuat prestasi akademiknya buruk. Dengan gemblengan yang kuat dari Kang Seok Ho di kelas spesial, mulai terlihatlah potensi emas dari Baek Hyun, yang berhasil menggiringnya masuk Universitas Tae Pyeong, mengambil jurusan kedokteran. Wah, salut sama Baek Hyun! ^_^

2.     Kil Pulip


Kil Pulip adalah seorang siswi yang sebenarnya mempunyai semangat tinggi dalam belajar. Namun, ia merasa putus asa dengan nilai-nilai hasil belajarnya yang selalu rendah. Ternyata permasalahan Kil Pulip adalah sulit berkonsentrasi dalam belajar. Lantaran ibu Pulip mempunyai bisnis bar di rumah sewanya, yang membuat suasana rumahnya selalu berisik setiap malam.

Pulip-lah yang pertama kali tergugah untuk masuk ke kelas spesial. Ia sudah muak dengan suasana belajar di kelas regular, yang guru-gurunya mengajar alakadarnya dan cenderung putus asa dengan sikap negatif para siswanya. Pulip juga tidak suka dengan sikap tidak hormat dan tidak serius teman-temannya dalam belajarnya. Dengan masuknya Pulip di kelas spesial, ia mulai optimis dengan kemampuan belajarnya dan berusaha keras dalam belajar. Hasilnya, ia menjadi salah satu siswa kelas spesial yang berhasil lolos masuk Universitas Chung Ha.

3.     Na Hyung Jung


Na Hyung Jung adalah seorang siswi yang kurang kasih sayang orang tuanya. Keseharian, Na Hyung Jung hidup sendiri dengan fasilitas yang sudah terjamin di rumah mewahnya. Kurangnya kasih sayang dan perhatian orang tua membuat Hyung Jung sempat salah pergaulan. Untungnya, ada Baek Hyun yang pernah menyelamatkan Hyung Jung dari pergaulan bebas. Hal inilah yang membuat Hyung Jung jatuh hati pada Baek Hyun. Namun, Baek Hyun diam-diam lebih menyukai Kil Pulip. Mengetahui ini, sempat membuat Hyung Jung patah hati dan vakum dari kelas spesial.

Secara akademik, Hyung Jung memang tidak terlalu pandai. Motifnya masuk kelas spesial adalah supaya bisa selalu dekat dengan Baek Hyun. Sepanjang pelajaran Hyung Jung kerap kali menggambar siluet wajah Bek Hyun ketimbang fokus pada pelajaran. Hal ini membuatnya wajar tidak lolos masuk Universitas Chung Ha. Namun, sebenarnya bakat Hyung Jung yang menonjol adalah melukis. Itulah sebabnya di akhir kisah, Hyung Jung mengisi waktunya dengan melukis sambil menyiapkan diri untuk ikut ujian masuk universitas di tahun berikutnya.

4.     Hong Chan Doo


Hong Chan Doo adalah seorang siswa yang berasal dari keluarga kaya raya. Ia merupakan anak bungsu. Kakak-kakak Chan Doo memiliki catatan prestasi yang baik dalam pendidikan. Namun, tidak halnya dengan Chan Doo. Chan Doo sangat menyukai Break Dance dan musik. Hal inilah yang membuatnya jarang belajar sehingga prestasi akademiknya buruk. Prestasi sekolahnya yang buruk membuat ayah Chan Doo marah dan berusaha menutupi keberadaan Chan Doo di rumah dari rekan-rekannya. Sikap ayahnya tersebut membuat Chan Doo tertekan dan termotivasi untuk mengikuti kelas spesial agar bisa membuktikan kepada ayahnya bahwa ia bisa dibanggakan.

Butuh usaha keras bagi Chan Doo untuk bisa memahami pelajaran dengan baik. Hal inilah yang membuat Chan Doo pada akhirnya menyerah tidak mengikuti ujian masuk universitas. Chan Doo meminta kepada ayahnya untuk diberi kesempatan waktu 1 tahun, memikirkan apa sebenarnya yang ia inginkan. Ia ingin diberi ijin untuk melakukan apa yang menjadi passion-nya, yaitu Break Dance dan musik. Setelah itu, ia akan memutuskan antara melanjutkan pendidikannya atau tidak.

5.     Oh Bong Goo


Oh Bong Goo adalah seorang siswa bertubuh gemuk. Orang tuanya memiliki usaha rumah makan yang selalu ramai pengunjung. Hal inilah yang membuat Bong Goo harus selalu membantu orang tuanya mulai pulang sekolah hingga malam hari. Bong Goo sendiri sebenarnya siswa yang giat belajar. Di sela-sela membantu orang tuanya, Bong Goo kerap memegang buku untuk belajar. Namun, orang tua Bong Goo memiliki persepsi bahwa putranya tidaklah pintar dan ia tidak perlu belajar sungguh-sungguh sebab ia kelak akan mewarisi bisnis rumah makan orang tuanya.

Bong Goo kerap di-bully oleh teman sekelasnya. Hal inilah yang menjadi alasan Bong Goo mula-mula mengikuti kelas spesial. Selama belajar di kelas spesial, Bong Goo dapat menunjukkkan bahwa sebenarnya ia pintar, tak seperti sangkaan orang tuanya. Bahkan Bong Goo sebenarnya bercita-cita menjadi dokter hewan. Dengan usaha kerasnya dalam belajar, Bong Goo berhasil masuk di Universitas Chung Ha bersama Pulip.

Kendatipun tidak semua kelima siswa kelas spesial tersebut berhasil masuk Universitas Chung Ha, tidak lantas membuat Kang Seok Ho kecewa. Justru ia puas dan bangga kepada kelima siswa tersebut. Baginya, memang  tujuan sebenarnya bukanlah membuat kelima kelas spesial tersebut masuk Universitas Chung Ha, melainkan membuat mereka berhasil memahami apa keinginan mereka, menyalakan semangat dalam diri mereka untuk mengejar impian mereka. Seok Ho tidak kecewa dengan keputusan Chan Doo yang tidak ikut ujian masuk universitas dan memilih passion-nya, Break Dance dan musik. Seok Ho pun bangga pada keputusan Baek Hyun yang mendaftar masuk universitas lain sesuai minat jurusannya. Bagi Seok Ho ketika mereka tahu apa yang mereka pilih, itulah yang menjadi harapannya. Sama halnya yang terjadi dengan dirinya saat muda. Ia seorang pelajar yang bermasalah dan suka berkelahi. Tetapi, berkat usaha keras gurunya menggembleng dirinya, ia menjadi orang yang berhasil seperti sekarang. Begitulah saya tergugah dengan pesan dari drama ini. Drama ini banyak memberi pelajaran dan sentuhan berharga mengenai cara memahami perbedaan anak dalam belajar.

Lalu, bagaimana dengan reputasi Byung Moon School? Berkat kerja keras dan keoptimisan Kang Seok Ho, semua pihak sekolah khususya Jang Ma Ri sebagai Direktur Utama sekolah tersebut ketularan semangat dan strategi Kang Seok Ho. Ia melanjutkan strategi Kang Seok Ho dengan membentuk Kelas Spesial Spesial, dan guru-guru lainya pun bercermin diri terhadap kualitas mengajar mereka selama ini dan berusaha merubahnya lebih baik, seperti halnya guru Han Soo Jung. Beliau guru Bahasa Inggris yang baik hati dan peduli dengan pendidikan, tetapi ia mempunyai cara mengajar yang membosankan sehingga para siswanya selalu tertidur di jam pelajaranya. Dengan semangat dan inspirasi dari Kang Seok Ho, ia pun merubah cara mengajarnya menjadi lebih menyenangkan. Begitulah akhir dari kisah ini, semua pihak, guru, siswa, dan para orang tua mulai belajar hakikat pendidikan dan peran mereka masing-masing di dalamnya. Sangat menarik untuk ditonton! Selamat menonton!



~Wenny Pangestuti~

May 22, 2016

Sebuah Rasa

Ada alasan bagiku sebenarnya untuk menangis; untuk marah; untuk memberontak; untuk menyalahkan; untuk menjauh dan bersikap dingin; untuk merintih dan meratap lemah. Tapi, benar, aku tidak ingin melakukannya. Hatiku menolak. Yang ada, ber-positive thinking, tersenyum tegar, mendekat kepada Allah, itulah yang lebih aku inginkan dan lebih membuatku nyaman. Beneran.

Rasa ini, suatu rasa yang pernah kurasakan sekitar dua tahun silam. Suatu rasa di saat dulu aku berpikir seolah mustahil, seolah terasa berat untuk sekedar bisa lulus kuliah; untuk sekedar goal sidang skripsi. Di saat perasaan berat itu menggelanyut, masalah, tantangan pun bermunculan, semakin menambah alasan buatku untuk berteriak menangis dan menyerah. Tetapi, saat itu aku benar-benar tidak bisa melakukannya, bahkan hatiku, akalku benar-benar menolak untuk melakukannya. Yang ada, aku merasa lebih ingin memilih tegar, maju terus, tak ada ruang untuk larut dalam kesedihan apalagi meratap. Benar. Yang ternyata, rasa tegar itu adalah rasa yang mendekatkan jarak menuju kemenangan; menuju kelegaan yang sebenarnya; menuju harapan yang awal-awal terasa mustahil untuk terwujud.

Mungkinkah, ketika rasa ini sepertinya kembali muncul, adalah suatu pertanda pendekatan diriku pada jarak kemenangan; jarak untuk menyiapkan mental dan batiniahku bersiap masuk ke zona tantangan hidup yang lebih baru dan lebih tinggi levelnya? Ya, sebuah rasa yang akan menguji dan menjembatani seorang insan dari zona satu ke zona yang lain. Zona yang lebih tinggi level kesukarannya dan lebih menantang kualitas hidup kita. Yang semua ini memberi hikmah, semakin mempertajam mental dan karakter kita sebagai manusia dalam menjalani kehidupan; mempertajam kualitas kedewasaan kita sebagai manusia. Selayaknya, pisau yang semakin diasah, akan semakin tajam. Begitulah diri kita, semakin diasah oleh berbagai problem, semakin tajam karakter dan kualitas kepribadian kita. Wallahu’alam bi shawab.

Berharap yang terbaik kepada dan dari Allah.
#HopeOnlyToALLAH



~Wenny Pangestuti~
  06/05/2016
05:40 WIB