June 21, 2017

Be Effective and Efficient with ASUS E202 Notebook


Di era sekarang nampaknya keberadaan komputer, laptop, notebook, atau sejenisnya bukanlah barang yang mewah lagi, tetapi sudah menjadi kebutuhan. Beragam profesi atau status membutuhkan adanya laptop untuk menunjang aktivitas mereka.

Salah satu contohnya, mahasiswa. Dulu saat masuk kuliah pertama kali tahun 2009, saya amati tidak semua mahasiswa baru langsung mempunyai laptop. Paling beberapa semester kemudian satu per satu hingga hampir semua mahasiswa tersebut mempunyai laptop. Kalau saya, baru bisa pegang laptop sendiri sekitar memasuki tahun ke-4 kuliah. Itu pun bukan produk baru. Lungsuran dari adik saya, yang sudah lebih dulu dibelikan laptop karena sekolahnya kejuruan jurusan rangkaian perangkat lunak.

Zaman dulu kalau belum mempunyai laptop masih tidak masalah. Karena masih ada rental komputer atau warnet untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah. Atau, masih bisa juga meminjam laptop milik teman satu kos yang kebetulan sedang tidak dipakai. Tapi tidak enak juga ya kalau keseringan pinjam. Hehe.

Semuanya mulai terasa berubah ketika beberapa tahun kuliah, saya melihat adik-adik angkatan saya, saat mengawali menjadi mahasiswa baru mereka hampir semua sudah mempunyai laptop sendiri. Sepertinya para orang tua sudah mempunyai kesadaran akan kebutuhan laptop di dunia perkuliahan. Jadi, sekarang sudah tidak mengherankan bila melihat mahasiswa tidak bisa lepas dengan fasilitas pribadi yang namanya laptop.

Bahkan pelajar sekolah pun sekarang sudah banyak yang mempunyai laptop sendiri untuk mendukung aktivitas belajar mereka. Zaman kian berkembang, belajar pun kian canggih, tak sekadar dari buku teks, tapi juga multimedia dengan dukungan layanan internet. Makin mantap seharusnya belajarnya!

Nah, itu tadi pelajar-nya. Sekarang apalagi guru. Laptop juga menjadi kebutuhan tak terelakan buat guru. Selain untuk menunjang proses mengajar yang multimedia, laptop juga kerap dibutuhkan untuk melengkapi adminitrasi yang berkaitan dengan profesionalisme guru, seperti merancang perangkat pembelajaran setiap tahunnya.

Kebetulan profesi saya seorang guru. Dulu pertama kali kerja mengajar masih belum mempunyai laptop. Laptop yang lama dibawa adik lagi untuk lanjut kuliah. Baru enam bulan kerja, saya merasa butuh yang namanya laptop. Karena selama tidak punya laptop saya harus sering bolak-balik warnet, hanya buat ngetik media pembelajaran. Dan ketika ada wacana dari pimpinan kerja untuk segera menyiapkan perangkat pembelajaran, saya diskusikan dengan keluarga untuk berencana membeli laptop baru.

Ya, begitulah. Kebutuhan akan laptop di zaman serba digital ini tak bisa terelakan. Banyak tuntutan pekerjaan atau aktivitas tak bisa lepas dengan namanya laptop atau sejenisnya.

Nah, bagi teman-teman yang berencana untuk membeli laptop atau sejenisnya, ada beberapa tips yang bisa dipertimbangkan sebelum membeli. Ini tips versi saya hehe.

Pertama, Ukuran Laptop yang Dibutuhkan

Coba direnungkan kira-kira mobilitas teman-teman tinggi gak. Artinya, sering harus keluar rumah/ruangan atau sering pindah dari satu tempat ke tempat yang lain karena tuntutan pekerjaan atau aktivitas. Bila iya, pertimbangkan ukuran laptop yang akan teman-teman beli. Karena ukuran layar setidaknya mempengaruhi bobot dari laptop yang bisa jadi teman setia kerja kemanapun dan kapanpun.

Kedua, Daya Tahan Baterai

Selain ringan dibawa, pertimbangan lainnya adalah daya tahan baterai laptopnya, awet tidak? Biasanya, kalau saya merasa perlu membawa laptop, saya akan mengecas dulu di rumah sebelumnya sampai full-battery biar saya tidak perlu membawa charger. Kan berat juga kalau sambil membawa charger laptop kemana-mana. Nah, maka dari itu, pilihlah laptop yang daya tahan baterainya bisa berjam-jam sehingga tidak mengganggu aktivitas teman-teman karena harus merasa repot mengecas sana-sini, khususnya saat di luar ruangan.

Ketiga, Jenis Processor-nya

Jenis brand processor selain Intel kalau mau nyari sebenarnya banyak. Tapi Intel ini sudah lebih dikenal masyarakat dan berdaya jual tinggi. Jadi, processor Intel bisa menjadi pilihan utama. Secara, processor itu ibaratnya otak laptop, yang akan mengontrol jalannya sistem kerja dalam laptop. Kalau ‘otak’nya bagus, otomatis cara kerja mesin juga bagus. Sehingga pekerjaan teman-teman tak kan menemui kendala yang berarti karena alasan lemot atau loading tak berkesudahan.

Nah, sedikit tips-tips sederhana dari saya yang bisa dijadikan sebagai pertimbanagn sebelum membeli laptop. Sudah menemukan laptop dambaan hati, belum?

Kalau belum, ada kabar kembira dari brand ASUS. ASUS sekarang mengenalkan produk barunya, yaitu notebook ASUS E202. Banyak keunggulan yang bisa dijadikan pertimbangan teman-teman untuk memilih ASUS E202 jadi notebook pilihan. Hanya saja di sini saya akan memaparkan 4 poin keunggulan yang saya suka dari ASUS E202 ini.

1. Compact Design to Keep Your Moving


ASUS E202 ini didesain efektif dan efisien bisa dibawa kapanpun dan dimanapun. Kenapa? Karena ukuran dan bobotnya yang handy banget, yaitu berdimensi 193 x 297 mm atau tidak lebih besar dari kertas berukuran A4 dan memiliki bobot 1,21 kg. Sangat ringan kan?

2. Fully Equipped, including USB 3.1 Type C


Meskipun dimensinya minimalis, ASUS E202 tetap memiliki dukungan beberapa USB port seperti sebuah micro HDMI port dan slot Micro SD yang tersedia bagi kegiatan komputasi sehari-hari kita.

Untuk versi dan tipe USB port-nya adalah USB versi 3.1 dan tipe C. Artinya, secara fisik ukuran konektor dan soket-nya cukup kecil atau tipis, hanya sekitar 8,4 mm x 2,6 mm. Kedua sisi soket dan konektor memiliki bentuk dan ukuran yang sama, sehingga walau orientasinya terbalik saat dicolokkan, konektor akan tetap masuk. Sehingga desain ini memudahkan pemakai tidak perlu khawatir akan salah orientasi saat menancapkan konektor ke perangkat.

Selain itu, desain USB 3.1 Tipe C ini memiliki kecepatan puncak berkisar 10 Gbps dan mampu menghantarkan tegangan supply hingga 20 V (100 W) dan 5 A. Jadi, untuk aktivitas mengecas notebook bagaikan mengecas sebuah smartphone atau tablet, hanya menggunakan sebuah kabel USB.

3. Long Battery Life for All Day Computing


ASUS E202 memiliki ketahanan baterai sampai 8 jam sehari sehingga kita tidak perlu khawatir kehabisan baterai saat di luar ruangan atau kelupaan membawa charger.

4. Next Generation Intel Processor


ASUS E202 ini menggunakan Intel processor terbaik sehingga kita tidak perlu khawatir akan kapasitas performanya dalam berkomputasi khususnya pada saat berselancar di web, menonton video, proses pengetikan, dan multi-tasking sehari-hari.

Itu 4 keunggulan ASUS E202 yang saya suka. Keunggulan lainnya dari ASUS E202 adalah

5. A Palette of Four Different Colors


ASUS E202 ini menyediakan 4 pilihan warna yang bisa disesuaikan dengan kesukaan teman-teman. Ada yang Silk-White, Dark-Blue, Thunder-Blue, dan Red-Rouge. Silakan pilih sesuai dengan ekspresi kesukaan masing-masing.

6. ASUS E202 Hadir dalam Versi Windows 10 lho


Sudah tahu belum kelebihan dari Windows 10 ini?

Pertama, Windows 10 memiliki kemampuan yang mendukung multi desktop sehingga dalam satu layar akan tampil tidak hanya satu desktop, tapi bisa hingga tiga dekstop sekaligus. Kemampuan ini memungkinkan kita dapat melihat dokumen secara bersamaan dan melakukan berbagai pekerjaan sekaligus.

Kedua, Windows 10 ini juga dilengkapi fasilitas konektifitas antar perangkat melalui fitur Continuum. Cukup menghubungkan smartphone dengan laptop atau PC yang memiliki Windows 10 maka tampilan smartphone akan muncul di layar laptop atau PC atau sebaliknya menjadikan smartphone, tablet memiliki tampilan layarnya desktop atau laptop.

Ketiga, selain interkoneksi ke sesama Windows 10, kompatibilitas dengan berbagai perangkat yang memiliki sistem operasi lainya juga bisa dilakukan dengan mudah menggunakan Microsoft Phone Companion App. Pengguna iPhones, Android, dan Windows Phone dapat terkoneksi dan terhubung dengan semua perangkat Windows 10.

Jadi, dengan kelebihan Windows 10, efektifitas dan efisiensi kita menyelesaikan pekerjaan semakin mudah.

Nah, itu beberapa keunggulah dari produk ASUS E202 yang mendukung aktivitas harian kita dengan efektif dan efisien. Keunggulan lain dari ASUS E202 selebihnya bisa teman-teman akes di www.asus.com.

Sudah mantap dengan produk ASUS E202? ☺


Tulisan ini diikutsertakan dalam Blog Competition ASUS E202 by uniekkaswarganti.com


~Wenny Pangestuti~


#E202BlogCompetition

June 17, 2017

Bebas [The Real Human, without Gadget]


Sudah lama tidak begini. Menulis diary di pagi hari. Semua terkesan berubah. Keberadaan smartphone mengubah segalanya, memasung kreativitas dan imajinasi, bahkan mencuri kesibukan.

Generasi terdahulu dengan generasi terkini amat berbeda. Miris. Bahkan lebih baik yang terdahulu walau tak tersentuh teknologi canggih.

Komunikasi terdahulu dengan komunikasi terkini pun berbeda jauh. Dulu, terpisah lalu berkomunikasi kembali adalah anugerah yang membunga-kan hati. Kini, generasi tidak menghargai kemudahan komunikasi. Bahkan rindu kian tak berarti. Hati menjadi dingin. Respon kurang berkenan di hati.

Miris. Sedih. Sekaligus merasa kehilangan sesuatu. Kehangatan. Rasa syukur atas kesederhanaan. Quality time dengan orang-orang yang berharga di hati. Hilang. Nyaris musnah.

Apalah arti semua. Apalah arti smartphone. Bila dengan kemudahannya, tak memberi arti apa-apa, selain jiwa dan pikiran yang sakit. Sakit.

Mendamba kebebasan dengan semilir angin kesegaran, yang membasuh jiwa yang kian terpenjara oleh kukungan dunia maya.

Biarlah lepas sejenak atau bahkan lebih lama tanpa pautan hati dunia maya.

Duniaku.. dunia nyata lebih bahagia, bahkan indah. Dengan hangatnya sinar mentari sebelum pukul 09.00. Atau teduhnya suasana dengan aroma khas tanah basahnya pasca hujan. Mendengar simfoni alam dari nyanyian-nyanyian ternak di pagi hari. Ayam, bebek, atau kicauan burung sang pengembara. Tidak peduli comment dan like. Tidak peduli scrolling. Tidak peduli stalking.

Aku bebas. Menjadi manusia nyata. The Real Human, without Gadget.

Bebas.


~Wenny Pangestuti~

June 09, 2017

Konsep Pendidikan Anak, Harapanku


Sekitar bulan April lalu, saat saya sedang menjaga ujian, sambil menjaga ujian saya corat-coret di atas kertas. Menjaga ujian cukup membosankan juga. Jadi, dengan sambil corat-coret bisa mengusir kejenuhan, bahkan rasa kantuk.

Saat itu yang ada dalam benak saya adalah kualitas generasi sekarang yang banyak mengundang rasa miris dari tingkah laku, cara berpikir hingga pergaulannya. Saya jadi gregetan dan ingin mendobrak keadaan generasi yang kian rusak. Makanya muncul harapan dan komitmen bila kelak saya menjadi orang tua, saya harus benar-benar menjadi orang tua yang berkualitas dalam mendidik anak. Saya tidak ingin nasib anak-anak saya salah arah, salah pikiran, hingga salah pergaulan. Saya ingin anak-anak saya adalah anak yang berbobot ilmu, khususnya ilmu agama. Generasi yang menjadi oase ilmu dan akhlakul karimah di tengah rusaknya tatanan interaksi dalam masyarakat.

Dari benak itulah, tergoreslah uneg-uneg saya dalam beberapa carik kertas yang saya dapatkan di laci meja guru kelas. Dan beginilah uneg-uneg itu:

Corat-coret-ku


Konsep Pendidikan Anak di Masa Depan

  • Menjaga betul interaksi antara laki-laki dan perempuan
  • Kalau memungkinkan memilihkan tempat belajar/ sekolah yang terpisah antara siswa laki-laki dan perempuan
  • Kenapa?
  • Karena saya menyadari betul bahayanya interaksi antara laki-laki dan perempuan yang kurang terkontrol.
  • Di era sekarang, sekolah bisa menjadi gerbang pertama melencengnya arah yang keliru dalam memahami interaksi antara laki-laki dan perempuan.
  • Menghindari sekolah-sekolah umum -> upaya meminimalisir interaksi laki-laki dan perempuan dari interaksi yang tidak syar’i; meminimalisir tumbuhnya bibit cinta yang kurang tepat.
  • Ini berdasarkan pengalaman masa muda saya. Betapa tidak enaknya kalau sudah terjebak pada konsep cinta yang keliru. Sulit menghilangkannya!
  • Karena itu saya ingin menjaga generasi saya sebaik mungkin.
  • Selain itu, menghindari pengenalan pada musik-musik tentang cinta atau tidak syar’i. agar tidak membuai anak dalam fantasi yang keliru.
  • Menghindari tayangan TV yang tidak mendukung. Bahkan kalau perlu menghindari keberadaan TV di lingkungan rumah. Untuk menjaga pola pikir anak.
  • Mengganti hiburan dengan buku-buku, multimedia yang syar’i dan islami untuk merangsang kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual.
  • Lebih mengedepankan anak menguasai baca Qur’an dengan tartil, menghafal Qur’an dan hadits serta doa, menguasa bahasa Arab. Itu digunakan sebagai kemampuan yang mendukung spirit dakwah pada diri anak.

Social Media

  • Membatasi mereka ber-social-media hingga mereka cukup matang untuk menggunakannya. Saat menjadi pelajar lebih baik tidak perlu ber-social-media.
  • Ketika baligh (15-21) mereka mungkin boleh memiliki nomor sendiri, social media sendiri dengan anggapan mereka sudah mulai dewasa, memberi keleluasaan dalam mengambil keputusan dalam hidup, mulai mengajarkan kemandirian berpikir. Namun, tetap dalam pengawasan orang tua. Usia sekian menjadikan mereka bukan lagi anak-anak, tetapi sebagai sahabat.

Anak = Investasi Akhirat

“Jika seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal: sedekah yang mengalir, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang selalu mendoakannya.”
[HR. Muslim]


Bekal untuk Mendidik Anak yang Akan Memasuki Usia Baligh

  • Paham tata cara bersuci dari hadas besar, seperti haid dan mimpi basah
  • Mengajarkan tata cara thaharah lainnya
  • Ilmu fikih seperti tata cara shalat
  • Kewajiban menutup aurat dan berjilbab

Karena ini berkaitan dengan kewajiban fardhiyah yang akan dipikulnya

Dengan semua ini, harapan saya menyiapkan anak dapat tumbuh dan berkembang sekelas generasi sahabat Rasulullah.

Harapan saya di usia memasuki 18-20 mereka sudah memiliki kesiapan dengan tanggung jawab untuk menikah.

Kenapa menikah muda? Karena saya menyadari gejolak syahwat di usia sekian kian membuncah dan godaan dimana-mana.

Daripada anak-anak terkekang bahkan berpotensi salah arah pergaulan, menyiapkan mereka menikah mudah lebih aman. Insya Allah lebih barakah. Intinya menghindarkan anak-anak dari kegalauan seperti kebanyakan generasi masa kini!


“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara:
1. Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
2. Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
3. Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
4. Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
5. Hidupmu sebelum datang kematianmu.”
[HR. al-Hakim]


Wenny Pangestuti


Sumber gambar: i1.wp.com