May 22, 2016

Sebuah Rasa

Ada alasan bagiku sebenarnya untuk menangis; untuk marah; untuk memberontak; untuk menyalahkan; untuk menjauh dan bersikap dingin; untuk merintih dan meratap lemah. Tapi, benar, aku tidak ingin melakukannya. Hatiku menolak. Yang ada, ber-positive thinking, tersenyum tegar, mendekat kepada Allah, itulah yang lebih aku inginkan dan lebih membuatku nyaman. Beneran.

Rasa ini, suatu rasa yang pernah kurasakan sekitar dua tahun silam. Suatu rasa di saat dulu aku berpikir seolah mustahil, seolah terasa berat untuk sekedar bisa lulus kuliah; untuk sekedar goal sidang skripsi. Di saat perasaan berat itu menggelanyut, masalah, tantangan pun bermunculan, semakin menambah alasan buatku untuk berteriak menangis dan menyerah. Tetapi, saat itu aku benar-benar tidak bisa melakukannya, bahkan hatiku, akalku benar-benar menolak untuk melakukannya. Yang ada, aku merasa lebih ingin memilih tegar, maju terus, tak ada ruang untuk larut dalam kesedihan apalagi meratap. Benar. Yang ternyata, rasa tegar itu adalah rasa yang mendekatkan jarak menuju kemenangan; menuju kelegaan yang sebenarnya; menuju harapan yang awal-awal terasa mustahil untuk terwujud.

Mungkinkah, ketika rasa ini sepertinya kembali muncul, adalah suatu pertanda pendekatan diriku pada jarak kemenangan; jarak untuk menyiapkan mental dan batiniahku bersiap masuk ke zona tantangan hidup yang lebih baru dan lebih tinggi levelnya? Ya, sebuah rasa yang akan menguji dan menjembatani seorang insan dari zona satu ke zona yang lain. Zona yang lebih tinggi level kesukarannya dan lebih menantang kualitas hidup kita. Yang semua ini memberi hikmah, semakin mempertajam mental dan karakter kita sebagai manusia dalam menjalani kehidupan; mempertajam kualitas kedewasaan kita sebagai manusia. Selayaknya, pisau yang semakin diasah, akan semakin tajam. Begitulah diri kita, semakin diasah oleh berbagai problem, semakin tajam karakter dan kualitas kepribadian kita. Wallahu’alam bi shawab.

Berharap yang terbaik kepada dan dari Allah.
#HopeOnlyToALLAH



~Wenny Pangestuti~
  06/05/2016
05:40 WIB

3 comments :

Ninda said...

mangats yaa wen, btw aku suka fotomu :)

Uniek Kaswarganti said...

Betul sekali, setiap kita mampu melalui satu tantangan, sepertinya itu adalah saat kita naik grade ke level kehidupan selanjutnya :) Semangat ya Wenny :)

Mugniar said...

Yup, setiap tantangan akan mengasah diri kita. Dan akan selalu ada. Kalau tidak ada, hidup akan monoton :)