December 10, 2018

Sampah Emosiku


Ini sebuah curahan tak berarah. Melampiaskan emosi yang menumpuk di dada. Terlalu banyak hal yang ingin dilakukan, tetapi stagnan alias tak kunjung terealisasi. Beginilah hidup bila tak terencana dan saya tak bisa seperti ini.

Saya berada dalam fase 'hambar' untuk melakukan apa pun termasuk melakukan hal yang sebelumnya menjadi kegemaran saya, seperti membaca dan menulis. Entahlah.

Ada beberapa hal yang terhenti begitu saja dalam akitivitas saya, tetapi masih ingin saya lakukan dan selesaikan.
  1. Saya ingin menyelesaikan membaca buku Prophetic Parenting Cara Nabi Shallallahu'alaihi wasallam Mendidik Anak
  2. Ingin membaca ulang buku dari Marie Kondo mengenai Metode KonMari karena jujur saja saya merasa 'sumpek' dengan keadaan rumah. Walaupun kenyataannya rumah saya tidak begitu berantakan, tetapi saya ingin menata ulang rumah, membuang dan menyimpan barang-barang seperlunya.
  3. Ingin memulai gaya hidup minim sampah. Merasa ada kepedulian pada lingkungan sebagai bagian keimanan kepada Allah. Saya merasa delima dengan cara saya memperlakukan sampah di rumah. Saya juga merasa dilema dengan sampah-sampah seperti diaper sekali pakai dan sampah plastik yang membebani hidup saya. Di satu sisi saya merasa bersalah bila membuangnya sembarangan. Di sisi lain saya masih merasa kebingungan mengolahnya dengan bijak. Ingin beralih ke cloth diaper, tetapi masih diganjali rasa malas. Astaghfirullah!

Saya butuh kekuatan. Saya butuh kawan untuk berbagi. Saya merasa 'buntu'. Saya dilanda 'kagalauan'.


~Wenny Pangestuti~

2 comments :

Rey - reyneraea.com said...

semangat mba, jangan pernah berhenti menulis.
Jika merasa tak ada semangat, coba cari semangatnya dengan melakukan apa saja yang disukai :)

ASTraveller said...

Salam kunjungan dan follow disini ya. Salam kenal dari Malaysia :)