April 11, 2015

Be Better


“Pertemuan itu kadang memberikan kebahagiaan. Namun, juga tak sedikit menyisakan kesedihan. Dimana ada pertemuan, di situlah akan ada perpisahan.

Saat kaki-kaki kita menjejak pada tanah yang sama, ada tawa, canda, duka, dan tangis bersama. Kini ketika masing-masing kaki kita menjejak pada tanah yang berbeda, kita bernafas dengan atmosfir yang berbeda, kita berada dalam pola masing-masing. Ku di sini dan kau di sana.”

Sekitar 10 tahun silam ada tawa, canda, amarah, dan sedih dari enam gadis remaja. Layaknya remaja seusianya, hidup mereka dilingkari dengan aktivitas belajar, persahabatan, dan cinta. Masing-masing memiliki gema harapan di hati sanubarinya. Kelulusan menjadi awal terbukanya gerbang mereka masing-masing untuk melanjutkan pengembaraan ilmu. Di situlah mereka harus melangkah pada alur-alur yang tak lagi serupa.

Kini ketika 10 tahun telah berlalu, masing-masing telah menjadi ‘orang’ entah apakah sesuai atau tidak dengan gema harapan mereka. Namun, yang jelas mereka telah mengantongi cerita, pengalaman, dan pelajaran hidup masing-masing.

Kini kulihat mereka: Riza menjadi dokter seperti yang ia cita-citakan; Azmy yang tengah studi Profesi Pendidikan Guru; Rizka menjadi Sarjana Hubungan Internasional yang mengantongi ilmu politik dan ideologi; Vivi yang berkiprah dalam dunia perhotelan di Dubai sana; dan Ayu menekuri ilmu Pendidikan Agama Islam usai menempa diri di Pondok Pesantren Gontor. Lalu aku? :-) Aku hanya bisa mengatakan bahwa tanpa mantel Indonesia Mengajar, Kelas Inspirasi, atau pun SM3T (Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal), aku mendaulatkan diri menjadi Pengajar Muda Inspiratif untuk adik-adik di desa kampung halaman orang-tuaku. Aku menjadi sarjana yang ‘Down to Earth’ (seperti judul lagu Justin Bieber) di desa.

Mungkin dalam upaya mengejar mimpi, ini masihlah episode yang dini bagi kita semua. Masih banyak episode yang harus kita lalui untuk menyempurnakan cerita terbaik masing-masing. Maka, selamat berekspedisi mengejar mimpi-mimpi untuk kita semua.

Sebagai akhir dari tulisan ini, kukutipkan sebuah lirik lagu yang mewakili cerita kita. Lagu ini juga kutujukan pada teman kuliahku, Ana, yang sekarang tengah mengembara, menebar inspirasi di bawah mantel SM3T di Pulau Sulawesi, yang tetap setia menghubungiku dan saling berbagi cerita terbaik.

Tiada kata yang dapat kuucap
saat kau pergi
Ku hanya diam menatap langkahmu
meninggalkan kita

Walau berat di hati tak apa
Karena ku tahu
pasti ada tantangan yang berat
di setiap perjalanan yang hebat

Tak kan berakhir di sini
Semuanya akan jadi lebih baik

Walau kita tidak lagi
berlari bersama lagi
Tetapi, doaku ini selalu untukmu

Sampai suatu hari nanti
kita kan bersama lagi
berbagi cerita terbaik dari hidup ini

[Dinyayikan oleh CJR dengan judul Lebih Baik]



~Wenny Pangestuti~

2 comments :

Ninda said...

saya juga kadang sedih mengingat masa lalu
yang dulunya dekat sekarang entah dimana :)

Ninda said...

assalamualaikum :)