Di
sawah. Budhe terlihat serius bercocok tanam. Caping menghiasi atas kepalanya,
melindungi wajahnya dari terpaan sinar matahari.
Tak
jauh darinya, seorang perempuan muda nampak asyik memainkan kamera digitalnya.
Memotret kesana-kemari. Perempuan itu, Anjani namanya, mengambil posisi di atas
jalanan, yang menjadi pembatas antara petak sawah satu dengan lainnya. Sesekali
ia menoleh ke bawah untuk menghindari tanah yang becek. Pemandangan sawah
dengan latar belakang pegunungan mencuri perhatiannya betul.
Tiba-tiba,
“Suka motret ya?” Seorang lelaki yang nampak sebaya dengannya, telah berdiri di
belakang. Bustam, sepupunya. Turut serta menemani budhe ke sawah. Menyusul
ke tempat Anjani berpijak sekarang.
Anjani
menoleh sekilas, lalu kembali memainkan kameranya. “Efek,” jawabnya singkat.
“Efek?”
“Iya.
Efek yang berantai.”
“Efek
yang berantai?”
Menyadari
kebingungan Bustam akan jawabannya, Anjani berhenti dari aktivitasnya, lalu
menoleh. Tersenyum sekilas. “Pertama, aku suka membaca. Dari membaca, suka menulis.
Setelah menulis, ternyata tulisan akan lebih menarik jika didukung dengan
ilustrasi gambar yang pas. Dari
sanalah akhirnya aku suka memotret.”
Bustam
mengangguk-anggukan kepala. Lalu, kembali bertanya, “Kamu suka nulis? Udah nulis
dimana aja?”
“Di
blog. Sesekali ikut lomba.” Anjani kembali memainkan kameranya.
“Menang?”
“Satu
kali.”
“Ya
bagus donk. Setidaknya kan pernah menang.”
Tiba-tiba
suara tepukan tangan terdengar dari kejauhan. Terlihat budhe melambaikan
tangan, pertanda mengajak mereka kembali.
***
Di
rumah. Anjani tengah bersantai di depan TV bersama anggota keluarga budhe yang
lain. Tiba-tiba datanglah Bustam bergabung, sambil memainkan HP layar
sentuhnya. “Ni, Ni, lihat!” Bustam
menyodorkan HP-nya ke arah Anjani.
Anjani
melongok sekilas, lalu berkata, “ Hmh, nggak sopan!”
“Nggak
sopan?”
“Iya,
nggak sopan. Baca blog orang di depan pemiliknya. Ya setidaknya pura-pura jadi secret admirer-ku gitu.”
Sesaat,
mereka terdiam. Lalu, keduanya tertawa bersamaan. Budhe dan anggota keluarga lainnya
saling berpandangan, heran melihat keduanya.
~Wenny Pangestuti~
No comments :
Post a Comment