October 19, 2018

Kesan Pertama tentang Buku Prophetic Parenting


“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
[T.Q.S. al-Ahzab (33): 21]

Kalau ditanya buku apa yang sekarang menjadi favorit saya, maka jawabannya adalah buku PROPHETIC Parenting, Cara Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam Mendidik Anak, karya Dr Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid. Buku ini merupakan buku terjemahan dengan judul asli Manhaj at-Tarbiyyah an-Nabawiyyah lith Thifl.

Sebelumnya, saya pernah menuliskan di blog bahwa saat akan memulai membaca suatu buku, saya akan membaca terlebih dahulu kata pengantarnya. Kenapa? Karena melalui kata pengantar biasanya kita akan tahu gambaran umum isi dari buku tersebut dan kita juga bisa mengetahui alur berpikir atau cara penulis menyimpulkan gagasannya atau bisa dikatakan metode penulisan buku tersebut.

Buku ini memuat lima kata pengantar yang ditulis oleh orang-orang yang tidak diragukan lagi keilmuannya, diantaranya

  1. Asy-Syaikh Abul Hasan Ali al-Hasani an-Nadawi (Anggota Pendiri Rabitah Alam al-Islami; mantan Ketua Dewan untuk Pusat Kajian Islam Universitas Oxford)
  2. Dr. Muhammad Fauzi Faidhullah (Ketua Jurusan Fikih dan Ushul Fakultas Syariah dan Pendidikan Pascasarjana Universitas Kuwait; mantan Ketua Jurusan Fikih Universitas Damaskus)
  3. Al-‘Allamah asy-Syaikh Abdurrahman Hasan Habnakah (Dosen Universitas Ummul Qura – Mekah Mukarramah)
  4. Al- ‘Allamah al-Murabbi asy-Syaikh Ahmad Qallasy (salah seorang ulama Halab. Mayoritas ulama Halab pernah berguru kepadanya)
  5. Dr. Mahmud ath-Thahhan (Ketua Jurusan Tafsir dan Hadits Fakultas Syariah Universitas Kuwait)

Penulis buku memberikan copy naskah dari bukunya untuk dimintai tanggapan terkait isi dari buku tersebut. Bagi saya, dengan hanya membaca kelima kata pengantar tersebut, saya sudah jatuh cinta dengan buku tersebut dan merasa tidak menyesal membelinya. Bagi saya, ini buku yang bagus sekali. Bagusnya adalah karena bermanfaat. Penulis menyusunnya tidak dengan cuma-cuma, tetapi melakukan penelaahan yang luar biasa dan berhati-hati. Bagi saya, buku ini ditulis bukan sekadar untuk mengejar terbit atau mencapai best seller, tapi ada nilai-nilai kebaikan yang ingin sampai kepada pembaca.

Buku ini juga dilengkapi dengan bab Metode Penulisan Buku dan bab Makna di Balik Judul, yang kedua bab ini semakin memperjelas maksud dan tujuan penulis, kerangka isi buku, serta karakter isi dari buku tersebut. Lebih dari itu, kedua bab itu membuat saya kian berdebar, antara tak sabar membaca lanjut dan perasaan sangat beruntung dan tidak menyesal telah membeli dan memiliki buku itu dalam daftar koleksi buku saya.

Berikut poin-poin penting yang saya kutipkan dari bab Metode Penulisan Buku:
  • Perlu digarisbawahi bahwa sumber kenabian adalah landasan utama dalam menyimpulkan suatu pemikiran dan menyusunnya. Penulis tidak menuangkan pemikiran terlebih dahulu kemudian baru mencari dalil dari hadis-hadis Nabi; namun justru sebaliknya, dan itulah yang benar.
  • Setiap kali menemukan satu hadis, hati penulis berbunga dengan cahaya yang Allah Subhnahu wa Ta’ala tanamkan di hati ini. Ini semua setelah penulis menghabiskan banyak waktu untuk melakukan studi komprehensif terhadap buku-buku rujukan Barat seputar pendidikan anak. Penulis sama sekali tidak memperoleh pelajaran apa pun selain pendapat-pendapat dan berbagai statement yang berbeda-beda. Masing-masing membawa alasan sendiri-sendiri dan berbagai hasil observasi yang tidak lengkap.
  • Ketika penulis menelaah hadis-hadis Nabi Shallallahu ‘alayhi wa Sallam, penulis menemukannya menjadi penengah bagi setiap perbedaan, meletakkan segala perkara di posisinya yang layak, menjelaskan, memberi petunjuk, memerintahkan dan melarang. Itu semua membuat penulis semakin mantap untuk melanjutkan penelaahannya dan menggali hadis-hadis Nabi Shallallahu ‘alayhi wa Sallam yang khusus berkaitan dengan pendidikan anak tanpa ada rasa bosan dan jemu. Penulis juga semakin yakin akan kebenaran konsep yang dia ikuti. Hal inilah yang menjadikannya semakin bersemangat untuk meneruskan studinya tentang kaitan Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam dengan anak-anak, baik dengan pengarahan secara langsung, pengarahan secara tidak langsung, pengakuan maupun koreksi.
  • Hadis Nabi adalah materi utama dalam buku ini. Kemudian diikuti dengan amalan para shahabat, tabi’in dan ulama salafus-saleh.
  • Buku ini tidak disusun sebagai buku kiat (how to) untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh para orangtua dan guru dengan anak-anak, atau mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh anak-anak itu sendiri. Buku ini adalah gizi lengkap yang dapat mencegah berbagai penyakit tersebut, sementara permasalahan yang mereka hadapi hanyalah cabang dari penyakit itu. Apabila terjadi suatu permasalahan apa pun itu, artinya telah ada kesalahan dalam memberikan gizi lengakap dari pendidikan kenabian ini. Pendidik hanya perlu untuk mencari gizi yang kurang tersebut dalam buku ini kemudian ‘menghidangkannya’ kepada anak-anak dalam bentuk yang baik. Dengan demikian, permasalahan yang dihadapi dapat teratasi. Misalnya, apabila permasalahan yang dihadapi adalah masalah sosial, maka hanya perlu merujuk pada pembahasan tentang kemasyarakatan, dan demikian seterusnya.

Berikut saya kutipkan mengenai cakupan bab isi dari buku ini, yang dipaparkan dalam Pengantar Dr. Muhammad Fauzi Faidhullah:
  • Penulis membaginya dalam beberapa bab dan menyusunnya sedemikian rupa. Satu bab tentang nasihat-nasihat untuk kedua orangtua, satu bab tentang hak-hak balita yang masih mengonsumsi ASI dan satu bab tentang pembangunan kepribadian anak sejak disapih hingga masuk usia baligh. Penulis juga menyusun satu bab khusus yang berisi  pengarahan kepada anak agar berbakti kepada kedua orangtua. Juga bab lain yang mengkaji tentang metode pendidikan fisik dan psikis yang berpengaruh pada anak.
  • Kemudian penulis menutup bab-bab ini dengan bab yang khusus mengkaji  pemberian hukuman kepada anak. Setelah itu penulis menutup seluruh pembahasan buku ini dengan membawakan dua kali empat puluh buah hadis; empat puluh hadis pertama ditujukan kepada para orangtua, dan empat puluh berikutnya ditujukan kepada para anak.
Pada bab Makna di Balik Judul penulis menguraikan makna kata per kata dari judul aslinya (yang berbahasa Arab). Penulis menjabarkan dari makna secara etimologis dan menyimpulkan makna secara istilah. Berikut saya kutipkan makna di balik judulnya secara istilah. Judul aslinya adalah Manhaj at-Tarbiyyah an-Nabawiyyah lith Thifl. Manhaj bermakna metode.  At-Tarbiyyah bermakna membentuk kepribadian anak sedikit demi sedikit sampai mencapai tingkatan lengkap dan sempurna. An-Nabawiyyah maksudnya adalah segala sesuatu yang bersumber dari Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam, baik perkataan, perbuatan atau pengakuan yang khusus untuk tingkatan anak. Sedangkan lith Thifl maksdunya bayi sampai menginjak usia baligh.

Intinya, saya merasa salut dengan orang yang mampu menulis atau menyusun buku yang sangat bermanfaat dan berkualitas seperti ini. Sebuah buku yang disusun lebih dari sekedar mengejar target terbit atau best seller. Buku yang ditulis tidak dengan asal-asalan, tetapi sangat berhati-hati dan penuh pertimbangan keilmuan. Sebuah buku yang disusun bukan atas dasar ciptaan imajinasi atau rekaan angan belaka, tetapi berdasarkan dalil dan bukti nyata yang dicontohkan oleh Nabi Shallallahu ‘alayhi wa Sallam.

Terbesit dalam keinginan bahwa kelak ada dari generasi saya yang bisa seperti ini. Menulis dan menghasilkan karya ilmu yang bermanfaat bagi umat. Aamiin.
 

~Wenny Pangestuti~

1 comment :

Ajeng Veran said...

....dan buku seperti ini juga untuk risetnya pasti penuh kehati-hatian, bukan begitu mbak wenny? sebab kalau salah sedikit nanti bisa menyesatkan yang baca. aamiin, siapa tahu generasi yang akan menulis buku berkualitas selanjutnya adalah mbak wenny :D