Bapak, Ibuku...
Kutatap wajahmu berdua
Kini kian hari kian senja
Sejujurnya aku takut jika aku harus
kehilangan kalian berdua dalam hidupku
Namun, hidup ini hanyalah sesaat
dan masing-masing diri kita hanyalah milik Allah
Bapak, Ibuku...
Kukenang masa bersamamu dari
kecil hingga aku beranjak dewasa sekarang
Seringkali sesal yang kurasa
karena menyia-nyiakan waktu tanpa banyak
memberi kebanggaan kepadamu
masih menyisakan kekhawatiran dalam diri
kalian terhadapku
Bapak, Ibuku...
Waktu pun berbicara
Engkau semakin tua
dan aku semakin dekat dengan perpisahan
denganmu
Kelak ketika nyawa ini masih melekat
Tibalah masa Bapak menikahkan aku
Menyerahkan kewaliannya pada lelaki asing
calon pendamping hidupku
Tibalah masa aku juga akan mengalami peran
seperti Ibu
Bapak, Ibuku...
Semakin hari semakin
kupikir
Benarlah bahwa hidup ini hanyalah
sementara
Tak abadi
Hanyalah di akhirat kelaklah kesejatian hidup
terlaksana
Dan aku berharap..
Bahwa aku dan engkau berdua tetap dapat
menyatu di Surga nanti
Ridhailah jalan hidupku ini
Menjadi penebar risalah islam yang suci ini
Menjadi pengemban dakwah
Agar Allah menyematkan kelayakan padaku
sebagai golongan penghuni surga
Pun demikian denganmu, Bapak, Ibuku...
Ku berharap sebelum ajal menjemput di antara
kita
Dapat kurangkul engkau dengan tali Islam Kaaffah
Bapak, Ibuku, sungguh aku menyayangimu berdua
karena Allah
~Wenny Pangestuti~