May 17, 2014

Bapak, Ibuku...


Bapak, Ibuku...
Kutatap wajahmu berdua
Kini kian hari kian senja
Sejujurnya aku takut jika aku harus kehilangan  kalian berdua dalam hidupku
Namun, hidup ini hanyalah sesaat
dan masing-masing diri kita hanyalah milik Allah

Bapak, Ibuku...
Kukenang masa bersamamu dari kecil hingga aku beranjak dewasa sekarang
Seringkali sesal yang kurasa
karena menyia-nyiakan waktu tanpa banyak memberi kebanggaan kepadamu
masih menyisakan kekhawatiran dalam diri kalian terhadapku

Bapak, Ibuku...
Waktu pun berbicara
Engkau semakin tua
dan aku semakin dekat dengan perpisahan denganmu
Kelak ketika nyawa ini masih melekat
Tibalah masa Bapak menikahkan aku
Menyerahkan kewaliannya pada lelaki asing calon pendamping hidupku
Tibalah masa aku juga akan mengalami peran seperti Ibu

Bapak, Ibuku...
Semakin hari semakin kupikir
Benarlah bahwa hidup ini hanyalah sementara
Tak abadi
Hanyalah di akhirat kelaklah kesejatian hidup terlaksana
Dan aku berharap..
Bahwa aku dan engkau berdua tetap dapat menyatu di Surga nanti
Ridhailah jalan hidupku ini
Menjadi penebar risalah islam yang suci ini
Menjadi pengemban dakwah
Agar Allah menyematkan kelayakan padaku sebagai golongan penghuni surga
Pun demikian denganmu, Bapak, Ibuku...
Ku berharap sebelum ajal menjemput di antara kita
Dapat kurangkul engkau dengan tali Islam Kaaffah

Bapak, Ibuku, sungguh aku menyayangimu berdua karena Allah



~Wenny Pangestuti~