Entahlah,
semuanya menjadi tidak menggairahkan. Aku berpikir lagi bahwa aku memang suka
menulis, tapi aku tidak berhasrat bahwa aku harus menjadi penulis yang tulisannya best seller atau difilmkan. Aku tidak
berhasrat menulis hanya untuk menciptakan kecemburuan pada mereka yang juga
suka menulis. Aku hanya menulis untuk diriku sendiri.
Sakit
dan sudah cukup muak aku membaca cerita-cerita penulis lain. Aku tidak ingin
dipengaruhi oleh pengalaman mereka. Aku tidak ingin termotivasi meniru seperti
mereka. Aku ingin menulis, menjadi penulis sesuai dengan keinginanku, bukan
sesuai keinginan dunia lazimnya menilai penulis.
Aku
tidak berhasrat menjadi penulis yang harus terkenal dan memiliki buku karya
sendiri. Tidak. Karena aku tidak ingin ada pembaca yang juga sakit dan muak
membaca pengalamanku dalam menulis hingga menghasilkan karya diketahui/ dikenal
banyak orang.
Bagiku
membaca kisah sukses penulis lain tidak ada artinya, selain menciptakan
kepedihan. Hanya memotivasi dan motivasi saja tidak cukup. Hanya menebar angan
dan angan saja tidak cukup. Harus ada aksi dari kita yang punya mimpi. Aksi itu
berangkat bukan dari kisah sukses orang. Walaupun ada yang bisa menggerakkan
pembaca, semua itu ditumpangi dengan fokus yang semu. Ia akan menjadi bukan
dirinya tanpa ia sadari. Karena ia melihat dirinya dari kacamata orang lain.
Orang lain menilai penulis sukses adalah yang menghasilkan buku best seller. Apalagi bukunya difilmkan
atau bla bla bla yang melambungkan
namanya di seantero jagat raya. Maka ia akan mengusahakan dirinya menjadi penulis
seperti itu. Itulah yang saya nilai tidak menjadi diri sendiri tanpa disadari.
Lantas
kalau nama kita sudah melambung tinggi, dikenal banyak orang kenapa? Senang?
Bisa disapa pembaca yang memuja-muji karya kita. Begitukah? Tidak. Itu semua
semu. Pujian dan kekaguman orang lain itu semu. Aku tidak butuh pamrih orang
lain, tidak butuh pengakuan orang lain.
Aku
hanya ingin menulis bukan tuntutan aturan harus seperti ini dan seperti ini.
Aku hanya ingin menulis atas mauku, gayaku, walau tidak mengikuti aturan teori yang
ada. Aku hanya ingin menulis karena tumpahan pemikiranku. Aku ingin yang membaca
tulisanku tidak iri padaku atau ingin menjadi seperti aku, tapi ia bisa
menemukan nilai makna dibalik tulisanku. Cukup ia ambil pelajaran untuk dirinya
dalam semakin menghayati kehidupan.
Aku
tidak berhasrat akan menawarkan tulisanku pada penerbit. Aku akan memproduksi
sendiri tulisan-tulisanku. Aku print
sendiri tulisan-tulisanku. Aku buat sendiri buku dari tulisanku. Aku menulis
dan juga menerbitkan sendiri tulisanku.
Beginilah
lebih baik bagiku.
~Wenny Pangestuti~
* Ditulis 04 Juli 2013