September 21, 2014

Aku Tidak Ingin Menjadi Penulis Seperti ...


Entahlah, semuanya menjadi tidak menggairahkan. Aku berpikir lagi bahwa aku memang suka menulis, tapi aku tidak berhasrat bahwa aku harus menjadi penulis yang tulisannya best seller atau difilmkan. Aku tidak berhasrat menulis hanya untuk menciptakan kecemburuan pada mereka yang juga suka menulis. Aku hanya menulis untuk diriku sendiri.

Sakit dan sudah cukup muak aku membaca cerita-cerita penulis lain. Aku tidak ingin dipengaruhi oleh pengalaman mereka. Aku tidak ingin termotivasi meniru seperti mereka. Aku ingin menulis, menjadi penulis sesuai dengan keinginanku, bukan sesuai keinginan dunia lazimnya menilai penulis.

Aku tidak berhasrat menjadi penulis yang harus terkenal dan memiliki buku karya sendiri. Tidak. Karena aku tidak ingin ada pembaca yang juga sakit dan muak membaca pengalamanku dalam menulis hingga menghasilkan karya diketahui/ dikenal banyak orang.

Bagiku membaca kisah sukses penulis lain tidak ada artinya, selain menciptakan kepedihan. Hanya memotivasi dan motivasi saja tidak cukup. Hanya menebar angan dan angan saja tidak cukup. Harus ada aksi dari kita yang punya mimpi. Aksi itu berangkat bukan dari kisah sukses orang. Walaupun ada yang bisa menggerakkan pembaca, semua itu ditumpangi dengan fokus yang semu. Ia akan menjadi bukan dirinya tanpa ia sadari. Karena ia melihat dirinya dari kacamata orang lain. Orang lain menilai penulis sukses adalah yang menghasilkan buku best seller. Apalagi bukunya difilmkan atau bla bla bla yang melambungkan namanya di seantero jagat raya. Maka ia akan mengusahakan dirinya menjadi penulis seperti itu. Itulah yang saya nilai tidak menjadi diri sendiri tanpa disadari.

Lantas kalau nama kita sudah melambung tinggi, dikenal banyak orang kenapa? Senang? Bisa disapa pembaca yang memuja-muji karya kita. Begitukah? Tidak. Itu semua semu. Pujian dan kekaguman orang lain itu semu. Aku tidak butuh pamrih orang lain, tidak butuh pengakuan orang lain.

Aku hanya ingin menulis bukan tuntutan aturan harus seperti ini dan seperti ini. Aku hanya ingin menulis atas mauku, gayaku, walau tidak mengikuti aturan teori yang ada. Aku hanya ingin menulis karena tumpahan pemikiranku. Aku ingin yang membaca tulisanku tidak iri padaku atau ingin menjadi seperti aku, tapi ia bisa menemukan nilai makna dibalik tulisanku. Cukup ia ambil pelajaran untuk dirinya dalam semakin menghayati kehidupan.

Aku tidak berhasrat akan menawarkan tulisanku pada penerbit. Aku akan memproduksi sendiri tulisan-tulisanku. Aku print sendiri tulisan-tulisanku. Aku buat sendiri buku dari tulisanku. Aku menulis dan juga menerbitkan sendiri tulisanku.

 Beginilah lebih baik bagiku.



~Wenny Pangestuti~ 

* Ditulis 04 Juli 2013