September 14, 2014

Menulisku


Tidak mudah. Tidak mudah untuk menggoreskan pena. Menumpahkan ide untuk ditulis. Sudah jauh-jauh hari aku mencoba meletakkan buku atau secarik kertas di hadapanku dengan pulpen di genggaman, tapi aku hanya bisa terdiam. Hingga menit-menit berlalu, kertas di hadapanku tetap kosong. Aku bingung. Benarkah aku bisa menjadi penulis?

Namun, di saat aku tak siap siaga dengan pulpen dan kertas dalam jangkauanku, ide begitu saja lewat dalam benak. Aku hanya bisa berkata dalam hati. Kata-kata begitu meluncur dengan lancar. Ibarat sumber mata air, maka airnya terus mengucur deras dari sumbernya. Lancar. Tak terbendung. Hanya komitmen yang aku niatkan untuk menyimpan ide ini tanpa kunci jaminan dalam kotak imajinasiku hingga aku siap menuliskannya nanti. Tapi kapan? Begitulah. Akhirnya, hingga waktu tiba untuk menulis, ide yang tersimpan itu telah melakukan pelarian karena tak terayomi segera. Sungguh na’as!

Inilah sekelumit kegundahanku dalam menulis. Entah kapan dari tanganku lahir karya-karya emas untuk peradaban. Entahlah. Sekarang menulislah saja. Menulis karena kau nyaman dan kau suka. Jika ada waktu nanti, mungkin kau akan menulis untuk kemaslahatan, Wenny!
 
 
 
~Wenny Pangestuti~

* Ditulis 29 Juni 2013