Tidak mudah.
Tidak mudah untuk menggoreskan pena. Menumpahkan ide untuk ditulis. Sudah
jauh-jauh hari aku mencoba meletakkan buku atau secarik kertas di hadapanku
dengan pulpen di genggaman, tapi aku hanya bisa terdiam. Hingga menit-menit berlalu,
kertas di hadapanku tetap kosong. Aku bingung. Benarkah aku bisa menjadi
penulis?
Namun, di
saat aku tak siap siaga dengan pulpen dan kertas dalam jangkauanku, ide begitu
saja lewat dalam benak. Aku hanya bisa berkata dalam hati. Kata-kata begitu
meluncur dengan lancar. Ibarat sumber mata air, maka airnya terus mengucur
deras dari sumbernya. Lancar. Tak terbendung. Hanya komitmen yang aku niatkan
untuk menyimpan ide ini tanpa kunci jaminan dalam kotak imajinasiku hingga aku
siap menuliskannya nanti. Tapi kapan? Begitulah. Akhirnya, hingga waktu tiba
untuk menulis, ide yang tersimpan itu telah melakukan pelarian karena tak
terayomi segera. Sungguh na’as!
Inilah
sekelumit kegundahanku dalam menulis. Entah kapan dari tanganku lahir
karya-karya emas untuk peradaban. Entahlah. Sekarang menulislah saja. Menulis
karena kau nyaman dan kau suka. Jika ada waktu nanti, mungkin kau akan menulis
untuk kemaslahatan, Wenny!
~Wenny
Pangestuti~
* Ditulis 29 Juni 2013