October 21, 2014

Menjadi Ibu: Nuansa dan Romantikanya

Sumber: www.lendabook.co


Judul Buku     : Indahnya Jadi Ibu: 9 Inspirasi , 1 Dedikasi
Editor              : Tim Penerbit Vamily
Penerbit           : Vamily, Jakarta
Tahun Terbit   : 2012, Cetakan ke-1
Tebal               : viii + 204 halaman; 21 cm

“Behind A Great Husband, There’s A Greater Woman... His Wife”

Ya, seorang istri, ibu, perempuan mau tidak mau harus diakui memiliki peran yang besar di muka bumi ini. Jika laki-laki memilki kodrat sebagai pemimpin di dunia, maka seharusnya perempuan disebut memiliki kodrat sebagai pencipta. Pencipta pemimpin-pemimpin yang akan menentukan nasib makhluk di dunia. Seperti kata RA Kartini, “Dari perempuan, seseorang belajar mendengar, berbicara dan menulis.” Dengan kata lain, perempuanlah sumber pendidikan.
Namun, kita tidak akan bisa menjadi sumber pendidikan jika kita tidak bahagia, jika kita tidak merasa berharga, jika kita tidak belajar, jika kita tidak memiliki komunitas yang intelek. Dan semua itu hanya akan tercapai jika didukung dari suami.

You can never be good parents, if you can’t be a good couple.

Ya, ada sejuta kisah tentang orangtua mengasuh anak-anaknya. Tetapi sebaik-baiknya orangtua berasal dari hubungan suami-stri yang baik pula. Dan percaya atau tidak, dukungan suamilah yang mampu me-recharge semangat seorang istri dalam menghadapi dunia sebagai seorang ibu. Oleh sebab itu, buku ini memuat cerita para perempuan yang mendapat dukungan penuh dari suami, baik untuk urusan rumah tangga maupun dunia profesional.
Buku ini mengambil sembilan kisah perempuan dari berbagai kategori dan profesi, yang mewakili sedikit dari begitu banyak romantika menjadi seorang ibu. Dengan caranya masing-masing, mereka berusaha untuk menjadi sempurna bagi anak-anak mereka.
Ketika seorang ibu berkomitmen penuh memberikan ASI, ternyata membuka jalan untuk membantu anak-anak yang membutuhkan ASI tetapi tidak cukup beruntung mendapatkannya terkait berbagai alasan mendesak (alasan medis atau kematian). Itulah Alia Jumhur Hidayat sebagai donatur ASI bayi 18 anak.
Ketika seorang ibu merasa terombang-ambing saat harus kembali ke kantor dan menyandang status wanita karir, ternyata mampu membentuk time management yang baik dalam mengurusi ketiga anaknya. Itulah Yuanita Rohali sebagai Direktur Keuangan Bakrie Energy International Pte.Ltd.
Ketika seorang ibu merasa sudah kerepotan mengurus anak semata wayangnya, ternyata ada ibu yang memiliki empat anak, tanpa pengasuh, tetapi tetap mampu membuka bisnis di rumah. Itulah Jana Parengkuan sebagai pengusaha toko kue dan Astri Nugraha sebagai Pemilik Astri Nugraha Design Studio dan Astri Nugraha Catering.
Ketika seorang ibu lelah karena beberapa kali hamil dan melahirkan dalam waktu dekat, maka kita dapat belajar bersyukur ala Donna Agnesia sebagai ibu dari 3 anak dalam waktu 5 tahun.
Ketika seorang ibu merasa tidak memiliki pengetahuan tentang pengasuhan anak dan selalu merasa serba salah saat berhadapan dengan anak-anak, maka kita dapat bertanya dan belajar bersama Mona Ratuliu, yang menjadi pejuang parenting di bawah bendera Kelompok Peduli Anak.
Serta masih ada sosok-sosok Memes, Alissa Wahid dan Melanie Putria yang memiliki ruang cerita sendiri mengenai pengalaman dan inspirasi menjadi seorang ibu bagi anak-anaknya seiring dengan profesi masing-masing yang tengah mereka tekuni.
Buku ini dapat menjadi referensi bagi para pembaca, khususnya para perempuan yang hendak menjadi ibu, untuk mendapat gambaran mengenai dunia ibu dengan segala nuansa dan romantikanya. Atau bagi para perempuan yang telah menjadi ibu untuk tidak kenal putus asa dan tidak ada kata terlambat untuk terus memperbaiki peran diri sebagai ibu yang berkualitas dalam keluarga. Akhirnya, saya menyampaikan: “Selamat membaca dan semoga menginspirasi!”

“Bahwa semua ibu adalah supermom dengan kesempurnaannya masing-masing. Bahwa sebenarnya seorang ibu mampu melakukan banyak hal yang mungkin tidak disadarinya. Bahwa seorang ibu berhak memiliki kebahagiaan dan passion selain urusan rumah tangga. Bahwa seorang ibu harus menjadi maju guna menciptakan generasi yang sehat, pintar, dan bahagia.”


~Wenny Pangestuti~

Jember, 20 Oktober 2014
19:33 WIB