Jatah hidup kita di dunia hanya
sekali. Satu kali. Tak ada siaran ulang layaknya film di televisi. Jadi, hidup
di dunia hanya satu kali. Titik.
Karena hidup di dunia hanya satu
kali itulah harusnya membuat kita berpikir bahwa tak ada kata ‘main-main’.
Dunia bukanlah permainan, yang bisa coba-coba; atau jika game over, bisa bermain lagi. Maka, selayaknyalah kita harus
memanfaatkan kesempatan hidup di dunia dengan baik.
Kita mungkin pernah mengenang masa
lalu dan membayangkan jika dulu begini atau begitu, tentu sekarang tak begini.
Misalnya, ketika masih menjadi anak sekolahan, berharap ingin segera dewasa,
ingin cepat merasakan bagaimana rasanya menjadi orang dewasa. Namun, ketika
sudah dewasa, sudah merasakan pahit asamnya kehidupan orang dewasa, menjadi
ingin kembali sebagai anak sekolahan. Tentu itu harapan yang mustahil dan hanya
akan menyiksa batin.
Suatu hari saya pernah
berjalan-jalan di pinggir jalan bersama seorang teman. Lalu kami melewati
segerombolan siswa-siswi sekolah menengah atas yang berseragam pramuka. Mereka
nampaknya akan mengikuti kegiatan perkemahan. Wajah mereka bersuka cita.
Melihatnya, saya bisa merasakan perasaan mereka. Perasaan yang juga saya
rasakan dulu mengikuti jambore tingkat kecematan ketika masih sekolah dasar.
Lalu teman saya berkata, “Enak ya
jadi anak sekolahan.” Mendengarnya, saya bisa mengerti arah pembicaraannya.
Saya juga terlitas pikiran seperti itu sebenarnya. Saya pun merespon, “Kenapa?
Pengen jadi anak sekolahan lagi ya?” Ia menjawab, “Iya. Kok kayaknya jadi anak
sekolahan enak, gak mikir susah kayak orang dewasa. Kelihatan gak ada beban.”
Aku tersenyam-senyum. “Aku sebenarnya juga pernah berpikir seperti itu. Tapi
setelah dipikir-pikir kembali, masa’ iya kita mau jadi anak sekolahan terus.
Hidup terus berkembang, mengasah kita dengan tantangan-tantangan baru. Menguji kita
untuk menaikkan predikat kita.”
Aku melanjutkan, “lebih baik kita
memikirkan hal yang masih bisa kita rubah dan usahakan untuk hari ini dan masa
depan, daripada berlama-lama hanyut mengenang masa lalu. Tidak akan mengubah
keadaan. Hal yang tak mungkin terjadi kembali.” Temanku mengangguk-angguk,
mengiyakan.
Dari sini bisa kita sadari bahwa
hidup ini tidaklah ‘main-main’. Kalau kita serius dalam hidup ini dengan baik
dan benar, insya Allah kita meraih hasil. Kalau kita mau fokus pada amanah-amanah
yang telah ada pada pundak kita saat ini, tentu tak ada waktu dengan yang
namanya melamunkan masa lalu. Sebaliknya, justru kita isi dengan memikirkan
rencana-rencana usaha terbaik untuk menjalankan amanah. Di antara banyak ragam
amanah, amanah wajib yang harus kita jalankan adalah datangnya dari Allah
subhanallahu ta’ala, yakni menjalankan hidup sesuai syari’at-Nya secara
komprehensif atau bahasa kerennya, secara kaffah. :)
Mari hidup yang berarti!
Mari hidup yang berarti!
~Wenny Pangestuti~
No comments :
Post a Comment