July 26, 2014

JDA #3: Let’s Cleansing


“Jodoh itu bukan masalah ‘siapa dia, di mana dia, bagaimana dia?’. Tapi jodoh bergantung pada ‘siapa Anda, di mana posisi Anda, bagaimana diri Anda?’.”
~Canun & Fu~

Permasalahan jodoh sebetulnya bukan masalah ‘dia’ sudah ada atau belum, namun yang bermasalah adalah ‘saya’. Tinggal bagaimana si ‘saya’ dengan jujur mau mengakui dirinya sendiri, bahwa memang sedang ada masalah yang bercokol di dalam diri. Ini semua memang sangat membutuhkan kerendahan hati dan kebesaran jiwa untuk mengakuinya. Untuk mau menerima bahwa yang menjadi masalah itu adalah ‘saya’, bukan si ‘dia’. Mengakui diri sendiri memiliki masalah merupakan satu langkah awal menuju kemajuan yang berarti, one step closer to be better, to meet your jodoh. :)

·      Terima
Terima bahwa diri kita pernah memilki masa lalu yang buruk; diri kita pernah berbuat dosa terhadap Allah, diri sendiri, dan orang lain; diri kita pernah merasakan sakit hati, dendam, juga kekecewaan. Terima dengan lapang, dengan tekad bahwa diri kita siap untuk menjadi pribadi yang 'baru' dengan menerima pribadi ‘lama’ kita.

·      Syukuri
Syukuri bahwa diri kita pernah memiliki masa lalu yang buruk; diri kita pernah berbuat dosa terhadap Allah, diri sendiri, dan orang lain; diri kita pernah merasakan sakit hati, dendam, juga kekecewaan. Syukuri dengan penuh keikhlasan, dengan doa bahwa diri kita bersiap untuk menjalani skenario Allah yang ‘baru’ dengan terlebih dahulu mensyukuri skenario ‘lama’-Nya.

·      Maafkan
Maafkan bahwa diri kita pernah memiliki masa lalu yang buruk; diri kita pernah berbuat dosa terhadap Allah, diri sendiri, dan orang lain; diri kita pernah merasakan sakit hati, dendam, juga kekecewaan. Maafkan dengan kesungguhan dan kerelaan, dengan harapan bahwa diri kita bersiap untuk menjalani kembali hidup dengan orang-orang sekitar kita, siap terisi oleh orang ‘baru’ dan telah berdamai dengan orang ‘lama’.

·      Lepaskan
Lepaskanlah segala beban yang telah kita olah menjadi lebih baik. Lepaskan. Biarkan ia mengalir pada muaranya yang tepat. Tak usah kita berusaha untuk mengingat-ngingatnya kembali, tak usah juga berusaha untuk melupakannya. Biarkan ‘mereka’ menempati muaranya masing-masing tanpa perlu kita risaukan kemana. Lepaskan saja.

Biarlah Allah yang mengaturnya untuk lepas ke arah mana. Maka, lebih mendekat lagi kepada-Nya. Benar-benar mohon ampunan kepada-Nya atas segala kesalahan dan dosa. Dia sebaik-baik perancang kehidupan kita, yang berhak atas diri kita, yang menuntun kita ke depannya.

·      Melangkah ke Depan
Sekarang tinggal kita bersiap MELANGKAH ke depan. Bersiap merancang masa depan kita yang jauh lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. Menjadi pribadi yang lebih baik, menjalani kehidupan yang lebih baik, mendapatkan jodoh terbaik, kemudian selalu bergerak ke arah yang lebih baik, dengan cara yang baik, untuk hidup terbaik.

“Ya Allah, hamba memohon kepada-Mu permintaan terbaik, doa terbaik, kesuksesan terbaik, ilmu terbaik, amal terbaik, pahala terbaik, kehidupan terbaik, kematian terbaik. Kuatkanlah hamba, beratkanlah timbangan kebajikan hamba, realisasikan keimanan hamba, tinggikan derajat hamba, terimalah shalat hamba, ampuni dosa-dosa hamba, dan hamba memohon surga tertinggi.”


“Salah satu ciri orang yang telah berdamai dengan masa lalunya adalah ia tidak malu akan masa lalunya tersebut. Ia mampu menceritakan masa lalunya dengan bahagia.”
~Fu & Canun~

Pada tahap cleansing ini, kita dapat memahami arti penting terlepas dari bayang-bayang masa lalu yang kelam yang mungkin dialami banyak orang. Harapan yang melangit dengan memahami cleansing ini, kita dapat membawa diri menjadi pribadi yang lebih baik, pribadi yang bisa memaafkan kesalahan masa silamnya, mensyukuri segala warna cerita hidupnya, dan siap melangkah dengan bahagia untuk hidup yang lebih baik.


Terima – Syukuri – Maafkan – Lepaskan – Melangkah ke  Depan


~Wenny Pangestuti~